Kisah Hero Vexana, Sang Putri Penjaga Necrokeep - Teh90blog

Kisah Hero Vexana, Sang Putri Penjaga Necrokeep

Kisah Hero Vexana Mobile Legends

Putri Vexana Gaius merupakan satu dari banyak orang yang belum pernah meninggalkan kota Lumina City. Tak pernah ada niat sekecil apapun dari dirinya untuk meninggalkan kota yang penuh dengan kemegahan itu. Seluruh jiwanya seakan sudah terikat dengan Ibukota Moniyan yang hangat dan makmur, bukan di sebuah benteng menyeramkan yang letaknya jauh di pendalaman wilayah selatan Land of Dawn.

Namun, kehidupannya terikat oleh keinginan ayahnya yang berencana akan menikahkannya dengan seorang pangeran dari Duke Atticus of Ridgeburg. Pernikahan itu semata - mata untuk menyatukan pengaruh dari 2 keluarga besar itu.

Masalahnya, Duke Atticus hidup jauh di wilayah selatan yang keadaannya jauh berbeda dari Lumina City. Bagaikan langit dan bumi, wilayah itu sepenuhnya berbeda jauh dari apa yang selama ini Vexana dapatkan selama di Lumina City.

Untuk menghibur Vexana, sebelum keberangkatannya ke wilayah selatan Duke Atticus secara rutin mengirimkannya surat yang menggambarkan keadaan kerajaannya. Di dalam surat itu tertulis bahwa wilayah selatan telah diberkati oleh dewa kuno, dan saat malam tiba embun - embun rerumputan akan memantulkan cahaya bulan yang memukau setiap mata yang melihatnya.

Vexana memuji kepedulian dari Duke, tetapi kata - kata puitis itu tidak cukup untuk mampu menghiburnya. Hal yang lebih buruk lagi adalah orang yang ditemui Vexana ternyata malah tidak hadir untuk menyambut kedatangannya di Ridgeburg. Dia diberi tahu bahwa Duke Atticus telah meninggalkan istana satu hari sebelumnya, dan dia pergi untuk menjalankan misi membasmi kerumunan iblis yang dilaporkan di perbatasan.

"Iblis katamu? Di tempat ini ada iblis?" Tanya Vexana dengan penuh rasa gelisah ketika mendengar kata iblis yang dianggapnya sebagai makhluk mitos semata saat berada di kerajaan Moniyan. Dia tidak dapat membayangkan betapa sulitnya situasi yang akan dia hadapi kedepannya. 

Melihat dinding istana yang lembab dan kotor, keadaannya sangat berbeda jauh dari ruangannya dulu yang hangat dan diterangi oleh sinar mentari sepanjang harinya di Lumina City. Pemandian air hangatnya, jamuan yang mewah, dan para dayang yang selalu ada untuk memenuhi segala keinginannya, kehidupannya bagaikan surga dunia yang didambakan oleh semua orang.

Namun, sekarang yang dia miliki hanyalah kesatria berparas gelap bernama Leomord yang dia pikir lebih sesuai untuk mengawasi kapal daripada mengawasinya. Tapi, dibalik semua kemalangan itu, Vexana masih berharap bahwa mungkin jika dia mengirim surat untuk ayahnya mengenai keadaan di rumah barunya itu, mungkin ayahnya akan berubah pikiran. Tanpa pikir panjang, Vexana langsung mencari secarik kertas dan sebuah pena, beragam keluh kesahnya mulai dirangkai menjadi kalimat - kalimat manis untuk meyakinkan hati sang ayah.

Akan tetapi, tiba - tiba terdengar sebuah keributan dari luar yang mengganggu ketenangannya. Sepertinya ada tumpukan duri yang diletakkan di pagar istana. 

"Orang - orang disini pasti ingin menakutiku." Ucap Vexana dalam benaknya.

Dia pun menyuruh Leomord untuk menemukan pelakunya yang ternyata hanyalah seorang anak kecil biasa. Menurut anak kecil itu, duri yang dia letakkan di pagar istana adalah Moonlight Grass yang konon bisa menenangkan pikiran orang, dan dia bermaksud untuk menenangkan Vexana karena sedari tadi wajahnya terlihat sangat kusut.

Vexana pun menghela napas, sebuah senyuman manis mulai terlihat di wajahnya. Dia merasa malu karena telah berpikir yang tidak - tidak kepada setiap orang yang ada di wilayah itu. Dia pun mengeluas kepala anak itu dan berterima kasih kepadanya.

"Mungkin aku bisa mencoba hidup disini sampai minggu depan." Ucapnya. Surat keluhan kepada ayahnya pun tidak jadi dia selesaikan, segenap tenaganya kini dia gunakan untuk menikmati kehidupan barunya di istana yang lembab itu.

Satu minggu pun berlalu, dua minggu, tiga minggu, dan entah sudah berapa lama Vexana ada di istana itu. Keinginannya untuk pulang mulai hilang sebab setiap harinya dia mendapatkan surat dari Atticus yang sangat merindukan pertemuan pertamannya dengan Vexana. Bagaimanapun juga, hal itulah tujuan utama Vexana datang ke tempat itu, dan sayangnya semenjak kedatangannya Duke Atticus tak juga kunjung pulang.

Dua tahun pun telah berlalu. Sang putri dari wilayah utara yang lembut dan muda itu kini telah tumbuh menjadi seorang bangsawan yang dewasa dan bijaksana. Berjalan melalui jalan berlumpur, menyelesaikan beragam masalah yang dialami oleh rakyatnya sudah menjadi rutinitas yang selalu dia jalani setiap harinya. Vexana tidak lagi ingin meninggalkan kota itu, sebab semenjak kepergian Duke Atticus hanya dia lah satu - satunya harapan yang dimiliki oleh para warga disana.

Pada suatu hari, sebuah kabar gembira pun tersebar ke seluruh penjuru kota. "Duke telah kembali! Sang raja telah pulang!" Teriak para warga penuh dengan rasa senang menyambut pemimpinnya yang telah lama pergi berjuang di medan perang melawan iblis. Jantung Vexana berdegup kencang mendengar riuhnya keadaan di jalanan yang kini telah ramai dipenuhi orang. 

Dia telah menunggu momen itu untuk melihat wajah Atticus yang telah dinantinya sejak hari pertama dia tiba. Hanya saja, saat melihat wajah Atticus untuk pertama kalinya, dia malah merinding ketakutan.

Dalam suratnya, Duke Atticus terdengar seperti seseorang yang bergairah dan penuh semangat, tetapi pria yang di hadapannya malah terlihat sebaliknya. Tatapannya sepi dan kosong, jiwanya seolah telah hilang termakan oleh iblis yang selama 2 tahun ini dia lawan. 

Tetapi mau bagaimanapun keadaannya, dia lah yang tetap akan menjadi suaminya. Acara pernikahan keduanya pun langsung disiapkan, seluruh orang mulai berkumpul di Ridgeburg untuk menyaksikan pernikahan itu. Dengan bunga di tangannya, Vexana pun hanya bisa menatap pasangannya dengan pasrah sembari dia membuka kotak yang berisi cincin pernikahan mereka.

Kotak yang berhias permata itu dibukanya dengan perlahan. Dan alangkah terkejutnya mereka karena isi dari kotak tersebut bukanlah cincin pernikahan, melainkan sepasang sayap sihir yang diikuti dengan suara jahat yang bergema di dinding ruangan itu.

"Sambutlah dunia kematian!" Sebuah suara misterius mulai bergema di seluruh penjuru ruangan, menyebabkan orang - orang ketakutan dan mulai berlarian ke segala arah.

Tak cukup sampai disitu, entah bagaimana caranya Duke Atticus dan para pasukannya yang baru kembali dari medan perang secara misterius mulai menyerang rakyatnya sendiri. Mereka semua seolah sedang kerasukan iblis dari Abyss yang selama ini mereka lawan. Peperangan pun tak terelakkan, para pelindung kota mulai berkumpul untuk melindungi setiap orang dari serangan Abyss, namun sayangnya karena kalah jumlah mereka semua langsung dilumat habis dalam sekejap.

Vexana terdiam sejenak melihat pasangannya yang kini mulai menyerangnya dengan penuh amarah. Sembari mengangkat pedangnya, dia mulai berteriak dengan seluruh tenaga yang dia punya.

"HENTIKAN!"

Pria yang dirasuki iblis itu pun berhenti seakan - akan suara Vexana menghidupkan lagi api kedamaian yang selama ini telah padam di hatinya. Tangannya yang dingin itu pun digenggam Vexana dengan erat sembari berkata. "Atticus, tolong... ini bukanlah dirimu."

Dan dengan sentuhan darinya, Atticus berhasil memulihkan kesadarannya. Namun sayangnya momen itu tidak berlangsung lama, kesadaran Atticus secara perlahan kembali dikuasai oleh iblis. Sebelum seluruh kesadarannya kembali diambil alih, Atticus dengan tegas menyuruh Leomord untuk menusuk jantungnya.

Dengan terpaksa Leomord pun menuruti keinginan tuannya itu. Dia pegang kuat - kuat pedang andalannya, lalu dengan cepat pedang itu ditusukkannya tepat ke arah jantung dari Duke Atticus.

Di ujung napasnya, Atticus mengungkap sebuah rahasia gelap yang hanya diketahui oleh keluarga kerajaan Ridgeburg kepada Vexana. Berabad - abad yang lalu ketika perang besar sedang berkecambuk, penderitaan dan amarah dari ratusan petarung yang telah gugur berubah menjadi sebuah kutukan yang menyeramkan. Kutukan itu dapat menghancurkan apapun yang memiliki sihir dari Abyss, tapi yang tidak memiliki sihir Abyss akan menghadapi penderitaan yang lebih kejam.

"Kabutnya... jika tidak ada pilihan lain..." Itulah kalimat terakhir yang Vexana dengar dari Atticus.

Keadaan kota masih kacau balau dengan banyaknya pasukan iblis yang menyerang setiap orang yang mereka temui. Keadaan semakin diperparah dengan datangnya pasukan iblis yang mulai terlihat dari luar kerajaan.

Dengan penuh rasa takut, Vexana mengangkat tongkat milik Atticus, kekuatan sihir yang mengalir di darahnya pun meledak, dia telah memilih untuk melindungi kota itu dengan segenap hidupnya.

Sebuah kabut yang gelap pun muncul dari langit dan menutupi seluruh kota Ridgeburg. Setiap orang yang bersentuhan dengan kabut itu berteriak ketakutan, warna kulit mereka memudar dalam sekejap. Kesatria iblis pun seketika berubah menjadi debu, sementara pasukan iblis yang ada diluar mulai berbalik dan mundur kembali ke wilayah asalnya. Vexana hampir dapat merasakan jiwanya keluar dari raganya. 

Di tengah bencana yang terjadi di hadapannya, dia terjatuh, hatinya dipenuhi dengan rasa bersalah. Namun, penduduknya datang dan mengelilinginya, tidak untuk menyalahkannya, tetapi untuk berterima kasih kepadanya karena telah menyelamatkan mereka dari serangan Abyss.

Kabut gelap itu pun menyelimuti seluruh wilayah Ridgeburg selama ratusan tahun lamanya. Semenjak benteng kota itu hancur, namanya perlahan mulai terlupakan. Kini orang - orang menyebutnya sebagai Necrokeep, rumah bagi para mayat hidup dan jiwa yang bergentayangan.

Setiap pagi, anak - anak memasuki pintu sekolah yang telah hancur, dan ketika malam tiba, seluruh keluarga akan menikmati makan malam mereka di meja yang telah lapuk, makanan yang mereka makan pun tidak lain adalah debu. Tidak masuk akal memang, tapi itulah yang mereka lakukan untuk mengingat kembali kehidupan mereka saat masih menjadi manusia normal.

Vexana pun tidak pernah lagi berpikiran untuk meninggalkan wilayah itu. Dia ingin menepati janjinya kepada Duke Atticus untuk menjadi pemimpin bagi rakyat Ridgeburg yang sekarang dikenal dengan nama Neckrokeep. Meski semua rakyatnya kini telah menjadi arwah yang bergentayangan, namun mereka tetap menganggap Vexana sebagai sosok ibu yang mencintai dan selalu menjaga mereka.

Vexana percaya dengan seluruh hatinya bahwa suatu hari dia dapat menemukan cara untuk menghilangkan kutukan itu agar rakyatnya dapat hidup normal lagi.

~Tamat.~

0 Response to "Kisah Hero Vexana, Sang Putri Penjaga Necrokeep"

Posting Komentar

*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel