Kisah Hero Xavier: Sang Arbiter of Light Pencari Kebenaran
27/03/22
0 Komen
"Rasa takut terhadap dirimu akan tertanam dalam diri semua makhluk hidup. Keputusanmu akan dipatuhi oleh semua jiwa yang berada di bumi. Dan atas kuasamu, takdir mereka akan tertulis."
~Arbiter of Light~
Xavier merupakan anggota terhebat dalam Knights of Light, sebuah
kelompok yang kekuatannya dapat menandingi Light's Order yang dimiliki
Moniyan Empire. Tak hanya menjadi anggota terhebat, Xavier juga dikenal
sebagai anggota termuda yang memiliki tingkah laku aneh. Xavier terlahir dari
keluarga pedagang biasa di Lumina City. Satu hal yang tidak biasa dari
kehidupan Xavier berasal dari Ibunya yang merupakan seorang
Light Elf. Mungkin karena merupakan keturunan Elf, Xavier
terlahir dengan kecerdasan yang luar biasa dan memiliki mata berwarna safir
murni. Ayah Xavier dulunya menaruh harapan yang tinggi padanya, berpikir bahwa
dia dapat membawa keberuntungan dalam usaha bisnisnya. Akan tetapi, sampai
sekarang, Xavier tidak memiliki ketertarikan sedikitpun dengan bisnis
keluarganya tersebut, dan memilih untuk bergabung dnegan
Monastery of Light saat usianya masih remaja. Sebelum dia pergi, Ibunya
yang memiliki kepercayaan penuh kepada King of Light dan
memberinya sebuah jubah sihir buatan oleh para Elf.
Bagi para pengikut King of Light, Monastery of Light
merupakan sebuah tempat suci dimana mereka rela mengorbankan apapun agar dapat
bergabung, dan selama ini hanya sedikit dari mereka yang mampu melewati ujian
masuk yang sangat ketat itu. Akan tetapi, itu semua tidak berarti apapun bagi
Xavier, karena dia dapat melewatinya dalam sekali percobaan saja, dan
alasannya sudah dapat diketahui dengan jelas, karena dia keturunan Elf.
Saat masih kecil, Xavier sering pergi keluar rumah untuk bermain dengan kucing
di jalanan. Dia memberikan nama baru bagi setiap kucing yang dia temui, ada
yang bernama "Pahlawan", ada juga yang dinamainya dengan "Naga Jahat",
sementara dirinya menjadi pemimpin. Xavier sangat suka berimajinasi dengan
para pahlawannya, hingga pada suatu hari sang "Naga Jahat" menghilang. Xavier
pun segera mencarinya, dan akhirnya kucing tersebut berhasil dia temukan saat
dalam keadaan terkepung oleh sekelompok anjing liar. Anjing liar tersebut
bahkan hampir menerkam sang "Naga Jahat", sebelum akhirnya Xavier berhasil
menyelamatkannya. Dengan penuh keberanian, Xavier memeluk sang "Naga Jahat"
kesayangannya di tengah kerumunan anjing liar yang seolah tidak memiliki rasa
takut kepadanya. Di saat itulah, untuk pertama kalinya, Xavier merasakan aura
putih yang panas di dalam tubuhnya, yang berujung pada rasa sakit yang tidak
terduga, seolah ada zat misterius yang mengalir keluar dari tubuh Xavier dan
menghentikan para anjing liar yang mengepung mereka. Xavier pun akhirnya bisa
bernapas dengan lega. Semuanya terjadi dengan sangat cepat, sehingga Xavier
tidak menyadari bahwa sebuah keajaiban baru terjadi dalam tubuhnya, dan itu
merupakan kebangkitan pertama dari kemampuannya mengendalikan sihir
Mystic, sebuah kekuatan langka yang hanya dimiliki segelintir orang
saja sepanjang sejarah.
Di dalam perpustakaan Monastery, Xavier menemukan sebuah mantra yang
sempurna untuk menyempurnakan sihir Mystic miliknya. Mantra tersebut
ditemukannya dalam sebuah buku kuno. Dalam buku tersebut tertulis bahwa mantra
itu akan membuat penggunanya memiliki kekuatan yang sangat besar, dengan
sejumlah partikel sihir di sekelilingnya. Di bawah kendalinya, partikel sihir
yang ditekan akan terbelah dan meledak, menciptakan energi penghancur yang
luar biasa dalam sekejap mata. Tak lama setelah Xavier berhasil menguasainya,
bakat Xavier langsung diketahui oleh Rod Sidon, Uskup dari
Monastery of Light. Sang Uskup kemudian merekrut Xavier untuk menjadi
Knight of Light, sebuah kelompok yang anggotanya terdiri dari para
pengikut setia King of Light. Knights of Light ini sebenarnya sudah
beberapa kali dibubarkan secara paksa oleh kekaisaran sepanjang sejarah, dan
hanya baru - baru ini, setelah penyerangan Dyrroth, Gereja menemukan alasan
yang cocok untuk mendirikannya kembali. Sejak bergabung dengan
Knights of Light, Xavier mendapatkan keuntungan yang tak terhitung
jumlahnya dari misi yang diberikan. Begitu banyak keberhasilan yang berhasil
dia raih sampai memperoleh pujian dari sang Uskup. Hingga pada akhirnya, pada
acara Light Gathering, sang Uskup memasang Badge of Light di
dada Xavier dan mengumumkannya sebagai seorang Arbiter of Light.
Tidak lama setelah itu, Xavier menerima misi pertamanya sebagai
Arbiter of Light untuk menindas orang - orang sesat dari
Guild Free Smiths. Sesuai perintah, Xavier dengan didampingi kumpulan
pasukan Gereja, "Raven", untuk menyerang benteng orang - orang sesat.
Anggota dari Raven direkrut oleh sang Uskup sendiri yang terdiri dari
orang - orang dengan berbagai latar belakang yang ingin menebus dosa -
dosanya. Mereka seperti burung gagak yang bersembunyi di balik bayangan, satu
- satunya tujuan mereka adalah untuk menyingkirkan semua keburukan yang dapat
mempersulit kemunculan Light dengan menghalalkan segala cara.
Dengan sebuah serangan andalannya, Xavier kemudian menembus pertahanan benteng itu hanya dengan jentikan jarinya. Namun, apa yang dia lihat di dalam benteng itu setelahnya membuatnya terbungkam. Benteng tersebut ternyata dipenuhi oleh perempuan, anak - anak, dan para orang tua. Xavier bahkan melihat seorang ibu yang masih selamat dengan banyaknya luka disekujur tubuhnya karena serangan sihir Mystic milik Xavier, Ibu tersebut ternyata rela terkena serangan dari Xavier demi melindungi bayinya yang masih tertidur lelap dalam dekapannya. Akan tetapi, dengan segera, para Raven masuk dan membantai semua orang yang tersisa, termasuk Ibu yang Xavier lihat tadi, begitu juga dengan bayinya. Melihat itu semua, Xavier hanya bisa terdiam, sekujur badannya kini gemetar, tergunjang atas banyaknya korban jiwa yang diakibatkan oleh kekuatannya. Xavier lantas berjalan kesana kemari mencari kebenaran, berharap seseorang dapat memberitahunya tentang apa yang sedang terjadi, dan akhirnya dia mengetahuinya dari istri Smith Master yang saat itu menjadi satu - satunya korban serangan Xavier yang masih hidup. Apa yang telah Xavier lakukan ternyata bukanlah menindas orang - orang sesat, melainkan merampas rahasia sihir para Smith. Untuk pertama kalinya, Xavier merasa ragu atas misi yang diberikan oleh sang Uskup. Akan tetapi, ketika dia tengah berbicara dengan istri Smith Master, secara tak terduga seorang Raven datang dan langsung menikamnya dengan pisau.
Wanita tersebut terbunuh dalam sekejap, dan Xavier merasakan pergerakan di
belakang bayangannya. Benar saja, terdapat seorang anak kecil berambut merah
yang sedang bersembunyi di balik bayangan, raut wajahnya sangat menjelaskan
bahwa dia sedang cemas dan takut sekarang. Sontak Xavier langsung berteriak
dengan sekuat tenaganya.
"Minggir kalian para Raven! Aku telah bersumpah untuk menghukum orang -
orang sesat, namun tidak akan kubiarkan pembunuhan yang keji ini terus
terjadi!"
Mendengar teriakan Xavier tersebut, para Raven yang ada disana pun
langsung terdiam. Masih dengan penuh amarah, Xavier pun memerintahkan mereka
untuk pergi meninggalkan tempat itu. Arbiter of Light lainnya, Alucard,
menyaksikan seluruh kejadian itu. Dia pun berusaha menutupinya demi kebaikan
Xavier, namun entah bagaimana caranya kejadian itu tetap sampai ke telinga
sang Uskup. Bagi sang Uskup, apa yang telah dilakukan Xavier sama dengan
memihak orang - orang sesat. Oleh karena itu, dengan penuh rasa kekecewaan,
sang Uskup mengirim Xavier menuju perbatasan Moniyan Empire untuk
menjalankan misi berbahaya melawan pasukan Abbys. Selama sepuluh tahun
berikutnya, Xavier selalu dihantui dengan seluruh pembantaian yang terjadi di
dalam benteng. Dia tak bersemangat lagi untuk menjalankan tugas yang diberikan
kepadanya dan sering mengejek rekannya dengan kata - kata yang penuh sarkas.
Keadaan tersebut terus berlanjut hingga akhirnya Rod Sidon menjadi Uskup Agung
yang baru, yang kemudian memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua kepada
Xavier dan memanggilnya kembali ke sisinya untuk memimpin para pelindung yang
mempertahankan ketentraman di Lumina City. Menanggapi hal tersebut,
Xavier langsung menerima posisi barunya itu dengan penuh antusias. Tak lama
setelah Xavier bergabung lagi dengan Arbiter of Light, tanda keberadaan
orang sesat di Lumina City hampir menghilang, dan Gereja mengambil
kesempatan ini serta mengklaim bahwa ini semua karena Uskup Agung yang
mengikuti perkataan King of Light. Akan tetapi, Xavier masih melihat
adanya ketidakadilan di Lumina City yang membuatnya tidak percaya lagi
dengan propaganda yang dibuat Gereja. Dia mulai mengejek rekannya dengan
komentar penuh sarkas dan hanya setengah - setengah dalam menjalankan
tugasnya. Pemikiran untuk melawan atau meninggalkan tugasnya sering terlintas
dalam benaknya. Namun janji yang telah dia buat untuk mengabdi kepada Uskup
Agung dan bertarung untuk Light selama sisa hidupnya tak bisa dia
abaikan.
Di balik ketidakacuhan Xavier, terdapat usaha yang tiada akhir, dan dalam
setiap masa yang berlalu, dia harus meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak
jatuh ke dalam kekosongan hatinya. Xavier masih menunggu sebuah titik balik
kejadian dari takdirnya, entah itu untuk mati, pergi, ataupun berubah. Selama
Light Gathering yang diadakan oleh Uskup Agung, Xavier menerima sebuah
misi rahasia untuk berpatroli di Lumina City dan menghapus semua simbol
orang - orang sesat. Saat tengah menjalankan misinya tersebut, Xavier bertemu
dengan Melissa dan Yin yang sedang dikejar oleh para iblis. Terdapat simbol
orang sesat pada kedua anak tersebut, dan seharusnya Xavier menangkap mereka
untuk kemudian diserahkan ke pihak Gereja. Akan tetapi, Xavier hanya bisa
menatap kedua anak muda itu dengan diam, pikirannya kini teralihkan setelah
melihat Yin yang terluka sambil melindungi seorang anak di jalan, bayangan
seorang ibu yang sepuluh tahun lalu mati karenanya kini mulai kembali
menyerang pikirannya.
"Aku dulu tidak memiliki pilihan, namun bagaimana dengan sekarang? Apakah aku harus menangkap mereka, membebaskannya, atau membunuhnya?" Tanya Xavier dalam hati. Berbagai pergolakan kini mulai terjadi dalam diri Xavier, dan dia tidak bisa memutuskan pilihan mana yang harus dia ambil. Setengah dari jiwanya menginginkan untuk membebaskan mereka, namun setengahnya lagi menentangnya dan memilih untuk menuruti misi yang telah diberikan oleh Uskup Agung.
Waktu terus berjalan, dan Xavier harus segera memutuskannya. Dengan segenap
kepercayaannya, kini Xavier menyerahkan semuanya kepada hati nuraninya yang
paling dalam "Kali ini, pilihan ada di tanganku, dan aku tidak akan mengulangi
kesalahan yang sama."
~Tamat.~
KATA - KATA XAVIER
This time, the choice is mine
Kali ini, pilihan ada di tanganku
The show begins
Pertunjukan dimulai
It took me 10 years to see the truth
Butuh waktu 10 tahun bagiku untuk melihat kebenaran
They will atone for what they did, one way or another
Mereka akan membayar atas apa yang telah mereka lakukan, bagaimanapun caranya
Higher-ups? Hmm... Just a bunch of hypocrites
Para petinggi? Hmm... Hanya sekumpulan orang munafik
Mystic magic? Funny how they label things they don't understand
Sihir mistis? Aneh bagaimana mereka bisa menamai hal yang tak mereka mengerti
Heretic, how daring of them to utter that word
Ajaran sesat, beraninya mereka menyebut kata itu
Light, I will show them light
Cahaya, akan kutunjukkan cahaya kepada mereka
Tough enemies, I don't fear, dumb allies?
Aku tidak takut kepada musuh yang kuat, rekan yang bodoh?
Ravens? Huh, how obnoxious
Ravens? Huh, menyebalkan
One day, you'll stop searching for someone to blame
Suatu hari, kamu akan berhenti mencari orang untuk disalahkan
No disguise can fool my eyes, except that one time
Tidak ada penyamaran yang bisa menipu mataku, kecuali yang waktu itu
Huh... All wasted
Huh... Semuanya sia - sia
Light forever shines upon my cloak
Cahaya akan selamanya menyinari jubahku
Struggle is meaningless
Tidak ada gunanya melawan
Light shows no mercy
Cahaya tidak memiliki belas kasihan
When meeting Yin
Cool it boy
Keren
When meeting Melissa
Hmm... We meet again
Hmm... Kita bertemu lagi
Basic attack
Come closer!
Mendekatlah!
Crumble into dust!
Hancurlah menjadi debu!
Meet your fate!
Temui takdirmu!
When killing an enemy
Not even close
Mendekati saja tidak
Pathetic
Menyedihkan
Didn't even break a sweat
Bahkan tidak membuatku berkeringat
When killing lord
While what's next?
Jadi, bagaimana selanjutnya?
When buying item
Hmm, magic
Hmm, sihir
How intriguing
Sungguh menarik
The enchantments are beckoning
Sihir ini sungguh menakjubkan
While doing recall
To where the path started
Menuju dimana ini semua dimulai
Just a tiny break
Hanya istirahat sebentar
Ultimate
Combust!
Terima ini!
Death
We're not done here
Pertarungan kita belum selesai disini
Hero resurrections
To be reborn again
Terlahir kembali
The show continues
Pertunjukan berlanjut
***
Sekian pembahasan saya terkait kisah hero Xavier. Apabila ada dari
kalian yang menginginkan pembahasan
kisah hero Mobile Legends
lainnya, silahkan tulis saja di kolom komentar.
Jangan lupa untuk selalu kunjungi
teh90blog.com, karena blog ini akan terus memberikan info yang menarik terkait
game
Mobile Legends.
Terima kasih.
TAGS:
Kisah Hero
Mage
Mobile Legends
0 Response to "Kisah Hero Xavier: Sang Arbiter of Light Pencari Kebenaran"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan