Kisah Hero Moskov, Sang Pemilik Tombak Kematian
16/08/22
0 Komen
Moskov merupakan seorang pangeran dari suku tersebut, namun sejak muda dia
dikenal memiliki kepribadian yang kuat, didukung dengan ambisinya untuk
berpetualang, Moskov sering bepergian di padang pasir, dan dari situlah Moskov
akhirnya bisa berkenalan dengan pangeran dari suku Artha, Khaleed.
Kedua pemuda yang memiliki pemikiran yang sama ini dengan cepat menjadi teman
yang akrab, selalu bersama dan senang mendiskusikan apa pun yang terlintas di
dalam pikiran mereka.
Namun, ketika mereka membicarakan topik tentang kekuatan, Moskov yang terlihat
pemberani dan agresif menunjukkan sebuah hasrat yang besar pada kekuatan dan
kekuasaan, mempercayai bahwa memiliki kekuatan yang besar adalah satu -
satunya cara agar dia dapat melindungi semua yang dia sayangi. Di sisi lain,
Khaleed menyatakan bahwa baik kekuasaan maupun kekerasan tidak akan pernah
dapat menyelesaikan masalah mereka. Baginya, moral dan keadilan adalah satu -
satunya kebenaran di dunia ini.
Meskipun mereka sering kali berdebat karena perbedaan pemahaman tersebut,
namun persahabatan mereka yang telah terjalin begitu eratnya tak pernah
terpengaruh. Mau separah apapun perbedaan yang mereka alami, Moskov dan
Khaleed tetap bersama - sama menjadi teman seperjuangan dalam ekspedisi mereka
menjelajahi area gurun pasir yang luas itu. Namun, hari - hari bahagia itu tak
berlangsung lama. Dorongan ambisi untuk memperoleh kekuasaan memicu api
perang. Suku Thornwolf yang sangat kuat memulai konflik ketika mereka
mencoba menaklukkan tanah dia area barat secara keseluruhan, berusaha menjadi
penguasa kejam di daerah itu.
Melawan para Thornwolf yang buas, Khaleed dan Moskov memimpin pasukan
mereka yang berkumpul menjadi sebuah United Front, yang kemudian
digunakan untuk melakukan penyerbuan secara masif untuk menyerang para
Thornwolf dengan telak. Moskov dan Khaleed menunjukkan kekuatan mereka dalam peperangan
tersebut. Dengan kekuatannya yang besar, Moskov berada di paling depan
menyerang seluruh Thornwolf dengan membabi buta. Sementara itu, dengan
kecerdasannya, Khaleed berada di belakang , menyusun siasat yang harus
dilakukan untuk memenangkan pertarungan. Setelah pertempuran itu usai, Khaleed
terus mendapatkan dukungan dari berbagai suku berkat kontibusi luar biasanya
yang telah ditujukkan dalam medan tempur, sehingga akhirnya Khaleed ditunjuk
sebagai pemimpin aliansi mereka. Terlepas dari keberanian dan semangat
juangnya yang tak kalah besar dari Khaleed, posisi Moskov mulai terlupakan.
Moskov menganggap seluruh peristiwa ini sebagai sebuah ketidakadilan yang
besar, dia selalu menjadi orang pertama yang berada di pertempuran, sering
kembali bermandikan darah, namun mengapa Khaleed yang mendapatkan pengakuan,
keyakinan orang - orang. Moskov merasa bahwa kini tidak ada perhatian yang
ditujukan kepadanya, sehingga akhirnya Moskov memutuskan untuk membuktikan
bahwa kekuatan yang dia miliki setara dengan Khaleed. Suku yang bersatu di
bawah komando Khaleed telah meraih serangkaian kemenangan, dan untuk mengubah
keadaan tersebut, para Thornwolf melepaskan tiran kuno bernama Kufra
yang selama ini telah disegel di dalam Ruins of Tivacan.
Setelah berhasil terbebas, Kufra langsung membangkitkan badai pasir yang menakutkan dan langsung menyerang musuh dengan pasukan monster pasir di belakangnya. Suku pimpinan Khaleed tidak bersiap untuk peristiwa itu, dan bagi mereka itu adalah bencana yang menakutkan. Pada saat yang sangat penting ini, Khaleed harus membuat keputusan yang sangat bijak, dan dia harus segera bersiap untuk memimpin para suku dalam usaha untuk mempertahankan wilayah dan kekuatan mereka.
Bagi Moskov, momen inilah yang paling dia tunggu selama ini. Di tengah
kekacauan yang sedang terjadi, posisi Khaleed sangat dirugikan sehingga kini
waktunya Moskov untuk membuktikan kemampuannya di hadapan semua orang. Dengan
lantangnya Moskov berteriak agar para suku itu tetap tinggal, dan menghadapi
suku Thornwolf dan Kufra secara bersamaan. Namun para pemimpin suku
lainnya meremehkan ajakannya, yang membuat harga diri Moskov merasa sangat
terhina. Dia kehilangan semua alasan rasional dan tidak ingin berdiskusi
sedikitpun dengan Khaleed. Bahkan, dengan anggota sukunya sendiri, kini Moskov
memutuskan untuk berjuang sendiri, bertempur melawan Thornwolf dan
Kufra sampai titik darah penghabisan, ini semua dilakukan untuk membuktikan
bahwa dia setara dengan Khaleed.
Monster pasir yang dihadapi Moskov dan pasukannya ternyata memiliki kekuatan
yang sangat dahsyat. Dengan cepat, pasukan Moskov pun langsung rata dengan
tanah dilahap para monster tersebut. Ketika dia melihat pasukannya gugur di
hadapannya, Moskov mulai menyadari bahwa tindakannya ini seharusnya tidak dia
lakukan. Meski demikian, dia berpikir bahwa temannya Khaleed pasti akan
memimpin pasukannya untuk menolongnya. Saat pasukan lawan terus mendesaknya,
harapan yang ada di dalam diri Moskov pun mulai hilang. Rasa penyesalan dan
kekecewaan mulai muncul, memenuhi hatinya. Pada akhirnya, yang tersisa
hanyalah amarah yang mendidih dan keputusasaan atas takdirnya yang tidak adil.
Meski terluka parah, Moskov ternyata berhasil keluar dari peperangan itu,
ternyata pasukannya lah yang melindungi Moskov dengan segenap nyawa mereka,
namun Moskov sudah tidak bisa mempercayai siapapun lagi. Dengan seluruh
tenaganya yang masih tersisa, Moskov berjalan menuju ke selatan, mengikuti
Gargantuan Crimson yang dia lihat di langit. Dia ternyata berencana
menjatuhkan dirinya ke dalam celah Abbys. Dengan tubuh yang berlumuran
darah, Moskov berlutut dan mengorbankan jiwanya di hadapan
Great Abbys. Oleh karena itu, dia diberikan senjata berupa sebuah
tombak yang melambangkan kematian dan kehancuran. Sejak saat itu, Moskov telah
menghilangkan gelarnya sebagai seorang pejuang gurun yang pemberani. Sebagai
gantinya, berdiri Spear of Quiescence yang dingin dan kejam.
Setelah jatuh ke Abbys, Moskov kehilangan segalanya, yang tersisa hanyalah rasa sakit dan kebencian yang tertanam di dalam dirinya. Dia hanya bisa berharap untuk mengubah rasa sakit ini dan menggunakan kekuatannya untuk menghancurkan para Thornwolf, membunuh Kufra, dan membalaskan dendam untuk pasukannya yang telah gugur.
~Tamat.~
KATA - KATA MOSKOV
The path of vengeance burns me
Jalan pembalasan dendam membakarku
Fate is so unfair
Takdir sangat tidak adil
Alone for peace in the heart
Sendiri demi kedamaian di hati
I've already fallen to the abbys
Aku siap bergabung dengan abbys
Death is quiet and pleasant
Kematian itu tenang dan menyenangkan
Spear of destiny hit me and will hit you
Tombak takdir mengenaiku dan akan mengenaimu
Struggle and resistance are useless
Perjuangan dan perlawan itu tidak berguna
Everyone changes, so do I
Semua orang berubah, begitu pula denganku
Death
I can't die, not now
Aku tidak boleh mati, tidak sekarang
***
Sekian pembahasan saya terkait kisah hero Moskov. Apabila ada dari
kalian yang menginginkan pembahasan
kisah hero Mobile Legends lainnya, silahkan tulis saja di kolom komentar.
Jangan lupa untuk selalu kunjungi
teh90blog.com, karena blog
ini akan terus memberikan info yang menarik terkait
game
Mobile Legends.
Terima kasih.
TAGS:
Kisah Hero
Marksman
Mobile Legends
0 Response to "Kisah Hero Moskov, Sang Pemilik Tombak Kematian"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan