Kisah Hero Edith, Sang Primal Warden Pelindung Celestial Palace
18/08/22
0 Komen
Pada masa di mana dunia baru saja diciptakan, para Ancient One membangun Celestial Palace di atas Sanctum Island di Sea of Hope. Pulau tersebut merupakan bagian dari sebuah gunung berapi bawah laut, bebatuan serta karang tersebar di sekeliling pulau, perairan di sekitarnya diselimuti oleh kabut tebal, yang menyebabkan karamnya banyak kapal yang melintas.
Terpencil dan tanpa gangguan, pulau tersebut adalah lokasi yang ideal untuk
menemukan keajaiban - keajaiban kuno. Konon katanya, para
Ancient One membangun kuil - kuil dan pusat industri dengan kemampuan
serta teknologi mereka yang luar biasa di pulau tersebut. Ketika
Celestial Palace mulai berfungsi, mekanisme dari kuil - kuil di pulau
tersebut menerima gelombang energi dari istana, yang akhirnya membuatnya
bersinergi dengan istana di atas langit.
Sebelum Endless War pecah, para Ancient One berusaha untuk
mengendalikan rakyat di Land of Dawn. Mereka mengirimkan Kaja dan
Uranus untuk menahan para Dewa Iblis serta memenjarakan mereka di
Temple of Thunder di Sanctum Island, dimana seorang pemimpin
yang setia kepada Ancient One akan mengendarai Mecha Guard-nya
yang dijuluki dengan nama "Phylax" untuk mengawasi para tahanan tersebut.
Phylax memperoleh tenaga dari Primal Lightning, sebuah sihir unik yang
dapat mengendalikan petir dengan kekuatan
Ancient One. Primal Lightning hanya bisa digunakan oleh makhluk yang
diciptakan oleh para Ancient One, diantaranya yaitu Kaja dan Uranus
yang berada di Celestial Palace, serta seorang Gadis di
Sanctum Island
bernama Edith. Dia menerima karunia keabadian dan kekuatan suci dari para
Ancient One untuk menghukum para tahanan dengan Primal Lightning. Mendengar namanya saja dapat membuat Dewa Iblis yang paling kuat gemetar
ketakutan. Akan tetapi, setelah Endless War pecah, para
Ancient One menghilang dengan menggunakan Twilight Orb untuk menyegel cahaya dan
kegelapan. Edith, Sang Primal Lightning Warden yang abadi kini tertidur
lelap seiring menghilangnya para tuannya hingga beratus ratus tahun
setelahnya, tanpa ada satupun yang bisa membangunkannya.
Pada suatu ketika, terdapat sebuah kapal yang karam di dekat
Sanctum Island, beberapa orang yang selamat dari kapal yang karam itu
pun mulai merangkak ke bibir pantai dan sadar bahwa mereka kini terdampar di
sebuah pulau. Mereka pun berusaha untuk bertahan hidup di pulau yang tandus
itu, banyak dari mereka yang mulai menjelajahi seisi pulau, namun tak ada
satupun sumber daya yang mereka temukan. Beberapa hari setelahnya, terdapat
sebuah gempa bumi yang dahsyat yang akhirnya mulai menampakkan reruntuhan dari
sebuah kuil. Reruntuhan ini tertimbun jauh di dalam lembah dan terbakar oleh
sambaran petir. Salah satu dari mereka yang meruapakan seorang penambang besi
pun mulai penasaran dengan tempat tersebut, dengan penuh keberaniannya dia pun
mencoba melangkah masuk ke dalam tempat tersebut, namun bukannya menemukan
sebuah sumber daya, dia malah menemukan seorang gadis berambut pirang yang
terbaring di tengah - tengah puing bangunan tersebut. Tanpa pikir panjang, dia
pun langsung menyelamatkan gadis itu karena tempat tersebut sangat rawan
sekali terkena sambaran petir.
Pria tua itu memudian membawa gadis itu kembali ke desa nelayan di pinggir
laut. Karena cedera di kepalanya, gadis tersebut hanya dapat mengingat
namanya, Edith. Pria tua tersebut mengangkatnya menjadi anaknya, dan mereka
pun akhirnya tinggal bersama di desa kecil tersebut. Edith sangat disayang
oleh ayah angkatnya, dia dirawat dengan sepenuh hati sehingga dia tumbuh
sebagai gadis yang baik hati. Edith dapat berjalan - jalan di desa ketika dia
tidak membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, namun terdapat satu peraturan
yang tidak boleh Edith langgar, yaitu bahwa dia tidak boleh pergi ke daerah
dekat lembah karena ayah angkatnya memiliki firasat bahwa suatu hari dia akan
kehilangan anaknya disana.
Dikarenakan Edith hidup dengan penuh perhatian, kini dia akhirnya mulai bosan.
Seringkali Edith memandang ke Celestial Palace di atas, para penduduk
desa berkata bahwa itu adalah istana para dewa, dan terkadang dia dapat
melihat manusia setengah burung yang terbang di langit dengan membawa cambuk
petir. Akan tetapi, setiap kali Edith melihat mereka, suatu perasaan yang
tidak nyaman selalu muncul di dalam hatinya, karena masa lalunya yang
terlupakan sepertinya terhubung dengan petir tersebut. Oleh karena itu, dia
selalu berlari kembali ke rumah dan menuju pelukan hangat ayah angkatnya yang
menenangkannya sambil menepuk punggungnya dengan lembut dan penuh kasih
sayang.
Sepuluh tahun pun telah berlalu, dan sang pria tua itu kini menjadi semakin lemah. Semua anak - anak lain tumbuh dewasa, namun Edith tidak demikian, badannya seakan tak pernah menua dan tenaganya pun tak berubah sedikitpun, dia masih semuda ketika ditemukan untuk pertama kalinya. Ayah angkatnya yang telah tua sudah tidak mampu mengerjakan pekerjaan fisik yang membuatnya melanggar peraturannya sendiri, yaitu membawa Edith untuk mencari rongsokan besi di reruntuhan dasar lembah.
Setelah gagal menemukan apa pun di luar, Edith dan ayahnya mengambil resiko
dan masuk ke dalam kuil. Semakin dalam mereka berjalan, Edith merasa bahwa
ingatannya semakin pulih, dan tiba - tiba petir menyambar dengan kuatnya
ketika pedang raksasa terbang ke arah ayahnya. Dengan cepat Edith langsung
berlari ke depan dan menghentikan pedang - pedang tersebut dengan kekuatannya,
membuatnya jatuh ke tanah dan membelah bebatuan dengan petirnya. Di tengah api
dan debu, sesosok Elemental Giant dengan baju zirah keemasan muncul di
depan Edith.
"Kamu meninggalkan tugasmu, Edith!" Kata sosok itu dengan tegas.
Ternyata itu adalah Uranus, pelindung Celestial Palace yang dulu Edith
kenal. Ingatannya pun mendadak langsung pulih kembali dan memenuhi pikirannya,
memori tentang para Ancient One, Priest dan Priestess, semuanya
sudah dapat dia ingat dengan jelas. Begitu banyaknya memori masa lalunya yang
kembali membuat Edith merasa bingung, dia mencoba menolak itu semua namun tak
pernah bisa dia lakukan.
"Enyahlah, penyusup!" Teriak Uranus kepada ayah angkat Edith sambil
menyerangnya dengan pedang yang langsung beterbangan dengan cepatnya.
Akan tetapi, sebelum pedang tersebut mengenai ayah angkat Edith, sebuah robot
yang besar datang, menepis semua serangan tersebut dengan mudahnya, robot
tersebut ternyata adalah "Phylax" yang datang atas panggilan Edith yang
memorinya kini sudah pulih.
"Biarkan ayahku pergi, atau semuanya akan berakhir disini" Kata Edith yang
kini sudah berada dalam tubuh Phylax.
"Pengkhianat!" Teriak Uranus dengan penuh amarah.
Pertarungan pun tidak terelakkan, keduanya langsung mengeluarkan serangannya
dengan dahsyat, raungan petir bergema di pegunungan ketika kilat dan petir
saling menyambar, menghancurkan pilar dan patung - patung batu yang berada di
sekitar area tersebut.
Ketika Edith dan Uranus bertarung, seorang Pelindung Celestial Palace yang lain, yaitu Kaja, mengepakkan sayapnya dan turun ke reruntuhan tersebut.
"Hentikan pertarungan bodoh ini! Tidakkah kalian sadar bahwa
Celestial Palace sedang dalam bahaya?!" Teriakan Kaja tersebut langsung
menghentikan pertarungan dengan cepat.
Mereka akhirnya sadar bahwa energi dari kota suci itu sekarang sudah tidak ada
lagi. Tidak lama kemudian, bongkahan - bongkahan batu dan bangunan mulai
berjatuhan dari langit, dalam sekejap Celestial Palace yang megah mulai
runtuh dengan cepat. Dikarenakan istana tersebut runtuh, kuil di
Sanctum Island tidak dapat menerima lagi energi yang berasal dari atas
langit, dan para Dewa Iblis yang disegel akhirnya mulai melarikan diri dengan
mudahnya. Uranus memberikan perintah kepada Kaja serta dirinya untuk
memperbaiki segelnya, sementara Edith diperintahkan untuk menangkap para Dewa
Iblis yang kabur. Kaja dan Uranus tinggal di lembah tersebut untuk menjaga
para Dewa Iblis lainnya, sementara Edith mengendarai "Phylax" untuk membawa
Ayahnya pulang terlebih dahulu dengan aman.
Ketika Edith menatap mata ayahnya yang ketakutan dan gemetaran, dia tidak
dapat lagi menahan isak tangis yang kini sudah mulai membasahi kedua pipinya.
Setelah sepuluh tahun tinggal bersama keluarganya, dia bukan lagi
Primal Warden yang dingin dan kejam, sebaliknya, dia tumbuh menjadi
gadis biasa yang manja serta baik hati kepada semua orang.
"Aku adalah anak tunggalnya, harapan masa depannya. Bagaimana cara dia hidup
jika aku pergi sekarang?" Kata Edith dalam hati sembari sesekali mencoba
menenangkan kondisi ayahnya untuk yang terakhir kalinya.
Land of Dawn sedang menghadapi bahaya baru karena runtuhnya
Celestial Palace, dan Edith harus memenuhi tugasnya sebagai
Primal Warden
untuk memburu semua Dewa Iblis yang kabur.
"Selamat tinggal, Ayah! Percayalah padaku, aku akan kembali suatu hari nanti,
aku janji!" Ucap Edith sambil memeluk ayahnya dengan erat.
Edith mengendarai Phylax dan langsung terbang ke Land of Dawn. Semenjak
itu, banyak orang di Land of Dawn berkata bahwa mereka sesekali melihat
Mecha Guard raksasa. Setiap kali seorang Dewa Iblis mengacaukan dunia,
Edith dan Phylax akan langsung tiba disana dengan sekejap, menghukum seluruh
kekuatan jahat tanpa ampun.
Disela waktu luangnya, Edith akan keluar dari Phylax untuk memandang ke arah
timur laut yang jauh. Di balik cakrawala, pegunungan, sungai, dan laut yang
menghalangi pandangannya, Edith masih percaya bahwa seorang pria tua di pulau
terpencil itu akan selalu menatap ke arahnya dengan perasaan rindu yang
mendalam.
~Tamat.~
KATA - KATA EDITH
I am the priestess of Primal Lighting, the hunter of all the evil gods
Aku adalah pendeta dari Primal Lightning, pemburu dari semua Dewa Iblis
Ancient Ones, lend me your strength
Ancient Ones, pinjamkan aku kekuatanmu!
My home is over the rainbow
rumahku di atas pelangi
Let's finish this, I must not exhaust my friend
Mari selesaikan ini, aku tidak akan membuat temanku lelah
Lightning will strike, those who lie
Petir akan menyambar kepada mereka yang berbohong
Lightning clears the thickest darkness
Petir dapat menghilangkan kegelapan yang paling pekat
Vile creatures wield to the Ancient power!
Makhluk keji, menyerahlah kepada kekuatan Ancient!
Away from this land, evildoers!
Pergi dari pulau ini, iblis jahat!
When peace returns, I'll also return to my home
Ketika perdamaian kembali, aku akan pulang ke rumah
Family bonds can't be unbreakable, I learned that from my father
Ikatan keluarga tidak dapat dipatahkan, aku mempelajarinya dari ayahku
My duty is to hold evil in check
Tugasku adalah melawan kejahatan
Human emotions are beautiful, and powerful too
Emosi manusia itu indah dan kuat
Wow! This age has interesting fashion
Wow! Zaman ini memiliki fashion yang menarik
It still feels funny to have Ancient memories
Ini masih terasa lucu ketika mempunyai ingatan tentang Ancient
When lightning strikes, one can hear the heavens furious roar
Ketika petir menyambar, seseorang dapat mendengar langit mengaum dengan penuh
amarah
Lightning has striking beauty. doesn't it?
Petir menyambar dengan indah, bukan begitu?
I used to fight for the Ancient Ones, now I also fight for my home
Aku dulu bertarung untuk Ancient One, sekarang aku juga bertarung untuk
rumahku
Enemies coming, Phylax activated
Musuh datang, Phylax diaktifkan
Everyday I pay to the Ancient Ones, please, bless my father
Setiap hari aku bertugas kepada kepada Ancient One, tolong, ampuni Ayahku
Sometimes I wonder, what if I'm still that little girl?
Terkadang aku berpikir, bagaimana jika aku masih menjadi gadis kecil?
Water creatures smell bad, but my father likes them
Makhluk air berbau tidak sedap, namun ayahku menyukainya
Ultimate
Meet your end!
Temui ajalmu!
Heaven's wrath!
Kemarahan surga!
Death
Now be reborn... ughh
Sekarang lahirlah kembali... ughh
Father.... wait for me
Ayah... tunggu aku
***
Sekian pembahasan saya terkait kisah hero Edith. Apabila ada dari
kalian yang menginginkan pembahasan
kisah hero Mobile Legends
lainnya, silahkan tulis saja di kolom komentar.
Jangan lupa untuk selalu kunjungi
teh90blog.com, karena blog
ini akan terus memberikan info yang menarik terkait
game
Mobile Legends.
Terima kasih.
TAGS:
Kisah Hero
Marksman
Mobile Legends
Tank
0 Response to "Kisah Hero Edith, Sang Primal Warden Pelindung Celestial Palace"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan