Kisah Hero Eudora: Kaum Light Elf yang Penuh dengan Derita
15/08/21
0 Komen
Light Elf merupakan ras yang memiliki hubungan yang tak begitu baik dengan manusia. Walaupun kaum Light Elf telah masuk ke dalam peradaban manusia selama bertahun-tahun, dan penampilan serta kebiasaan mereka sudah hampir mirip dengan manusia, namun masih banyak rakyat Moniyan yang masih memiliki kebencian dan kewaspadaan terhadap kaum tersebut. Hal yang sama juga dirasakan oleh keluarga Eudora yang merupakan satu salah satu keluarga Light Elf yang tumbuh di desa dengan ketegangan rasial.
Karena loyalitasnya dengan Monastery of Light, sebagian besar orang di
desa tersebut mengikuti ajaran lama dari Monastery, yaitu bersikap
tidak ramah terhadap Light Elf. Prasangka dari generasi yang lebih tua
juga mempengaruhi anak - anak desa, menyebabkan Eudora dan keluarganya sering
diintimidasi serta diejek oleh warga lainnya karena warna mata yang tidak
biasa dan telinganya yang runcing. Penderitaan tersebut terus menghantui dalam
diri Eudora sehingga menyebabkan dia tumbuh menjadi Elf muda yang
sensitif dan pendiam. Eudora bahkan tidak memiliki teman satupun selain bunga
Silver Song yang selalu mendengarkan setiap keluh kesahnya.
Setiap harinya, Eudora kecil yang kesepian akan duduk di bunga tersebut selama
berjam-jam, membagikan semua hal dengannya. Akan tetapi, pada suatu hari bunga
tersebut dihancurkan oleh anak - anak desa yang nakal. Sekelompok anak laki -
laki memang sering mengganggu Eudora, mengejeknya serta mengucilkannya karena
fisiknya yang berbeda dengan anak manusia lainnya. Mereka juga lah yang
menjadi dalang dibalik rusaknya bunga Silver Song milik Eudora, sebab
sekelompok anak tersebut menganggap bahwa bunga itu terlalu indah untuk
mendengarkan curahan hati dari Eudora. Mereka juga menyebarkan rumor bahwa
Eudora merupakan anak yang gila karena setiap harinya dia kerap terlihat
berbicara dengan sebuah bunga.
Mendengar berbagai hujatan yang ditujukan padanya, Eudora pun akhirnya tidak
bisa lagi menahan emosi. Kemarahan dan rasa sakit selama bertahun - tahun
akhirnya keluar dari tubuhnya, terkondensasi menjadi kekuatan petir, dan
langsung menyambar rumah - rumah di sekitarnya sampai hangus. Peristiwa ini
merupakan kebangkitan kekuatan sihir Eudora. Akan tetapi, akibatnya,
keluarganya diusir dari desa dan terpaksa harus mencari tempat tinggal yang
baru.
Eudora memikul beban kenangan menyakitkan ini seiring ia tumbuh dewasa, dan ketidakseimbangan emosionalnya membuat Eudora sulit mengendalikan kekuatan sihir miliknya. Setiap kali ada yang mencoba mengejek atau menghinanya, kekuatan sihir di tubuh Eudora langsung keluar di luar kendali, menyambar apapun di dekatnya, menyebabkan keluarganya kerap terkena usir dan harus bertahan hidup dengan berpindah - pindah (nomaden).
Gaya hidup nomaden mereka akhirnya berakhir ketika tiba di
Northern Moniyan. Seorang Kepala Sekolah dari akademi sihir bernama
Theresa mengatakan bahwa sihir Eudora merupakan sebuah anugerah. Sebagai
Kepala Sekolah, Theresa kemudian menawarkan Eudora untuk masuk ke Akademi dan
memulai pendidikan formalnya dalam seni Arcane. Meskipun pada awalnya
Eudora sempat menolak karena tidak ingin dipisahkan dari keluarganya, namun
pada akhirnya ia dengan senang hati menerima undangan Theresa dan mendaftar di
Akademi Sihir, menjadi murid sekolah Ulturia.
Di bawah bimbingan Theresa, Eudora menyerap semua jenis pengetahuan sihir, dan
segera menguasai sihir terkuat yang Theresa ajarkan padanya. Seiring
berjalannya waktu, dia secara bertahap tumbuh menjadi salah satu instruktur
sihir yang paling luar biasa di sekolah Ulturia. Dia memanjangkan rambutnya
untuk menyembunyikan telinga Elf-nya yang runcing, menutupi luka masa
mudanya masih membekas dalam lubuk hatinya yang paling dalam.
Ketika mentor Eudora, Theresa, akan pensiun, secara mengejutkan dia
mengumumkan kepada publik bahwa Eudora akan mengambil alih posisinya menjadi
Kepala Sekolah. Namun, ternyata keputusan tersebut menimbulkan kontroversi
yang hebat. Tidak pernah ada Elf yang pernah menjabat sebagai Kepala
Sekolah sihir dan masuk ke komite akademik di dalam sejarah Akademi Sihir.
Banyak yang mempercayai bahwa keputusan tersebut adalah suatu bentuk
pengkhiatan terhadap aturan yang telah ada sebelumnya.
Selama ini, Eudora percaya bahwa dia tidak akan pernah dipandang buruk di
dalam Akademi Sihir, tetapi berbagai pergolakan yang muncul setelah pengumuman
berita tersebut benar - benar langsung menghancurkan hatinya, dia tidak
percaya bahwa semua orang yang menghormatinya ternyata menolak promosinya
menjadi Kepala Sekolah. Bayangan masa kecilnya pun mendadak kembali
membayanginya. Bola petir yang besar lantas langsung menyambar, membawa
ingatan pahitnya yang begitu berat, menghentikan upacara penyerahan secara
mendadak dan menghancurkan semua kepercayaan yang Eudora bangun selama
bertahun - tahun lamanya.
Eudora memutuskan untuk menolak jabatan yang diberikan kepadanya sebagai Kepala Sekolah Ulturia, dan bersiap untuk meninggalkan Akademi Sihir serta mencari tempat tinggal yang baru di mana dia dapat hidup bebas dari tuduhan buruk yang selalu mengarah kepadanya. Akan tetapi, Theresa dengan cepat langsung menghentikan langkah Eudora, lalu memberikan sebuah Cermin Sejati sambil berkata:
"Hanya hal yang kamu pedulikan yang dapat benar-benar menyakitimu."
"Kamu peduli dengan rasmu, kamu peduli dengan penampilanmu, kamu peduli dengan
apa yang dikatakan orang lain terhadapmu."
Theresa menyuruh Eudora untuk berkaca di cermin tersebut, dengan begitu maka
jati dirinya yang sebenarnya akan terungkap. Eudora berdiri di depan cermin
itu selama sehari semalam. Pengalaman masa kecil yang mengerikan serta semua
keraguan seputar upacara penyerahan mulai muncul dari dirinya satu demi satu.
Cahaya di matanya bersinar terang, listrik dalam dirinya melonjak tanpa henti,
emosinya kali ini memuncak melewati batas yang belum pernah Eudora alami
sebelumnya. Akan tetapi, secara ajaib emosi tersebut perlahan menghilang, dan
yang tersisa saat dia melihat ke cermin sekali lagi adalah seorang
Elf yang cantik dan tenang serta bertelinga runcing.
Eudora sekarang mengenal dirinya sendiri, dan akhirnya belajar menghadapi
dirinya dengan kedamaian di hatinya. Setelah menghadapi berbagai pergolakan
dalam dirinya, Eudora kemudian memotong rambut panjangnya, dan menunjukkan
telinga Elf-nya dengan bangga. Dia bersumpah untuk menerima jabatan
sebagai Kepala Sekolah Ulturia dan memberi tahu kepada semua orang yang tidak
dapat menerimanya.
"Aku mengenal diriku sendiri, dan suatu hari kalian akan mengenal pencapaianku
yang luar biasa."
~Tamat.~
KATA - KATA EUDORA
You should be ashamed for not trusting yourself
Kamu seharusnya malu karena tidak mempercayai dirimu sendiri
Another word for compromise is failure
Kata lain dari kompromi adalah kegagalan
Give life to magic, not magic to life
Berikan kehidupan ke ilmu sihir, bukan sebaliknya
I know who I am, and you will soon know as well
Aku tahu siapa diriku, dan kamu akan segera mengetahuinya dengan baik
Would you like to have a drink with me?
Apakah kamu mau minum denganku?
The Euriditio is as silent and peaceful as the night sky
Kota Euriditio sama sunyi dan damainya dengan langit malam
Let's see who has the last laugh
Mari lihat siapa yang akan tertawa di akhir
To change the world, start by changing yourself
Untuk mengubah dunia, mulailah dengan mengubah dirimu sendiri
The more your fear grows, the smaller you become
Semakin tumbuh ketakutanmu, maka semakin kecil harga dirimu
What limits you is not magic itself, but the way you use it
Yang membatasimu bukan ilmu sihir itu sendiri, namun bagaimana caramu
menggunakannya
Ultimate
Lightning... Strike!
Serangan... Petir!
Death
My magic is... Out of control
Sihirku... Di luar kendali
***
Itulah pembahasan saya terkait kisah hero Eudora. Apabila ada dari
kalian yang menginginkan pembahasan kisah hero Mobile Legends lainnya,
silahkan tulis saja di kolom komentar.
Jangan lupa untuk selalu kunjungi
teh90blog.com, karena blog
ini akan terus memberikan info yang menarik terkait
game
Mobile Legends.
Terima kasih.
TAGS:
Kisah Hero
Mage
Mobile Legends
0 Response to "Kisah Hero Eudora: Kaum Light Elf yang Penuh dengan Derita"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan