Kisah Hero Akai: Sang Panda Gempal dari Wilayah Timur
14/06/21
0 Komen
Jauh di sebuah desa di bagian timur, terdapat seekor Panda yang hidup dalam sebuah desa yang kecil di tepi gunung, Panda tersebut bernama Akai, perawakannya yang besar dan gempal membuat Akai kerap dijuluki sebagai Panda yang gemuk, namun memang seperti itulah keadaanya. Ukuran tubuhnya bahkan masih unggul jika dibandingkan dengan ukuran Panda pada umumnya.
Banyak orang mengatakan bahwa tubuh besar Akai itu berasal dari kebiasaannya
yang suka makan, didukung juga dari profesi orang tuanya yang memang seorang
pedagang makanan, sehingga Akai bisa tiap hari makan sepuasnya dari hasil
sisa dagangan orangtuanya tersebut.
Tak banyak aktivitas yang bisa dilakukan oleh Akai, kesehariannya hanya
diisi dengan makan dan menonton film kesukaannya tentang Samurai. Dari kecil
ia memang sudah bercita - cita menjadi pejuang yang gagah, tubuh yang tegap,
serta dengan pedang di tangannya yang siap untuk menebas musuh di
hadapannya. Namun, itu semua hanyalah sebuah angan - angan saja, dengan
ukuran badannya yang kini semakin melambung, harapannya untuk menjadi
pejuang semakin sirna.
Suatu hari, desa tersebut gempar dengan datangnya biarawan misterius yang
sedang mencari seorang murid. Menurut rumor yang didengar oleh Akai,
biarawan tersebut sedang mencari murid untuk meneruskan ilmu bela dirinya.
Mendengar hal tersebut, Akai pun langsung bersemangat, ia lansung bergegas
menuju ke tempat biarawan itu berada, menawarinya untuk mengangkatnya
menjadi murid.
Namun, belum sempat Akai berlari, langkahnya langsung dihentikan oleh orang
tuanya. Mereka menolak keinginan Akai untuk menemui biarawan tersebut,
karena mau bagaimanapun juga, Akai tak akan bisa diangkat menjadi murid
dengan kondisinya yang seperti sekarang.
Kecewa dengan keputusan orang tuanya, Akai pun langsung berlari menuju ke
hutan di belakang rumahnya, tangisnya kini sudah tak terbendung lagi, ia
menangis sekencang - kencangnya di tepi sungai yang ada dalam hutan
tersebut, sambil memandang wajahnya yang kini nampak seperti seorang
pecundang. Seketika itu juga, Akai pun mengingat satu perkataan yang ia
temui dalam film kesayangannya, bahwa
"orang yang berhasil adalah orang yang sering mengalami kegagalan, namun
mereka terus bangkit sampai akhirnya mendapatkan kemenangan."
Sambil terus memandangi wajahnya di permukaan air sungai, Akai lalu
bersumpah bahwa ia akan menjadi pejuang, entah bagaimanapun caranya, sesulit
apapun jalannya, ia akan terus berusaha sampai keinginannya itu
terwujud.
Sejak hari itu, Akai mulai rutin berlatih di hutan belakang rumahnya, dengan
berbekal gerakan bela diri yang dilihatnya dari film kesayangannya, Akai
terus berlatih dari malam sampai pagi, karena pada waktu itulah saat dimana
orang tuanya tertidur dengan lelap, sehingga tak ada yang akan menyadari
keberadaan Akai yang berlatih bela diri di dalam hutan.
Beberapa bulan setelahnya, sang biarawan misterius tersebut dikabarkan belum
juga mengambil seorang murid, banyak sekali pejuang yang datang padanya,
namun ditolaknya dengan mentah - mentah karena sampai saat itu belum ada
seseorang yang sesuai dengan kriterianya.
Hingga pada suatu saat, biarawan tersebut secara tak sengaja melihat Akai
yang tengah berlatih di tengah hutan, ia lalu memata - matai Akai selama
beberapa hari ke depan. Melihat kegigihan Akai yang berlatih setiap harinya,
biarawan tersebut akhirnya mendapatkan jawaban bahwa mungkin Akai lah sosok
yang ia cari selama ini.
Di tengah teriknya sinar mentari, biarawan tersebut akhirnya mengunjungi
rumah Akai, menikmati beberapa hidangan yang disajikan disana, lalu
menanyakan niatnya bahwa ia ingin segera pergi dari desa tersebut. Namun,
sebelum ia pergi, biarawan tersebut memanggil nama Akai dan mengajaknya
untuk pergi bersamanya.
Orang tua Akai pun sontak terkejut, karena menurut mereka selama ini Akai
hanyalah seekor Panda pemalas yang hobi makan. Mereka pun menanyakan apa
maksudnya, namun biarawan itu hanya tersenyum dan berkata bahwa ia akan
merawat Akai dengan baik sampai menjadi seorang pejuang.
Melihat itu semua, Akai hanya bisa terdiam, semuanya seolah seperti sebuah
mimpi baginya, sampai akhirnya ia baru tersadar bahwa ini semua nyata saat
kakinya mulai melangkahkan keluar dari desanya bersama biarawan tersebut.
Bertahun - tahun setelahnya, Akai hidup di bawah bimbingan biarawan tersebut, berbagai gerakan telah ia coba kuasai, namun sampai saat itu juga tak ada satupun gerakan yang bisa dilakukan oleh Akai dengan benar.
Walaupun sebenarnya Akai tahu semua teorinya, namun badannya yang gempal itu
menjadi penghambat baginya untuk melakukan semua gerakan bela diri. Biarawan
tersebut juga semakin pesimis, karena tak ada lagi ilmu yang bisa diajarkan.
Semuanya telah ia berikan kepada Akai, namun tak ada satupun yang berhasil
ia lakukan.
Sampai pada suatu hari, terlihat sekelompok perampok mulai mendekat ke arah
tempat Akai dan biarawan misterius itu tinggal, biarawan yang kini sudah tua
tidak bisa lagi melawan kawanan perampok itu, sehingga ia pun dapat dengan
mudah ditaklukkan tanpa adanya perlawanan yang berarti, Akai yang melihat
itu semua hanya bisa terdiam, rasa takutnya telah memenuhi pikirannya, tak
ada yang bisa ia lakukan selain bersembunyi.
Namun, sekali lagi Akai teringat perkataan dari film kesayangannya dahulu,
dengan segenap tekad yang dimilikinya, akhirnya Akai mulai keluar dari
tempat persembunyiannya, berniat menghajar semua perampok itu dengan segala
ilmu yang selama ini telah ia terima.
Dengan bekal sebuah tongkat besi yang panjang dan berat, Akai maju dengan
gagah berani ke hadapan para perampok, sadar bahwa ia tidak dapat
mengayunkan tongkat tersebut, Akai lalu memutar badannya yang gempal
sehingga tongkat yang ia pegang pun ikut berputar. Putaran Akai yang makin
kencang mulai menghancurkan semua benda di sekitarnya.
Kawanan perampok tersebut pun tak kehilangan akal, mereka berniat untuk
langsung mengeroyok Akai dari berbagai arah, namun bahkan sebelum sempat
mendekat, mereka semua sudah terpental sangat jauh hingga sampai tak
sadarkan diri.
Biarawan yang melihat kemampuan Akai itu pun hanya bisa terdiam, ia tak
menyadari bahwa selama ini ternyata kemampuan Akai terletak pada badannya
yang gempal. Akai memang tak dapat menguasai bela diri yang diajarkannya,
namun Akai dapat menemukan gerakan bela diri baru yang sesuai dengan ukuran
badannya.
Setelah peristiwa itu, biarawan tersebut lalu menobatkan Akai sebagai seorang pejuang, Akai pun lalu disuruhnya untuk pulang ke kampung halamannya, sembari terus menebarkan kebaikan dan menolong semua orang dengan kemampuan barunya tersebut.
Dari berbagai kebaikan dan pertolongan yang diberikan oleh Akai, banyak
orang kini mulai menyebutnya sebagai Panda Gempal dari Wilayah Timur.
~Tamat~
KATA - KATA AKAI
Lets go out and relax
Ayo pergi keluar dan bersantai
I'm still very charming
Aku masih sangat memukau
I'm not fat, Just... Chubby
Aku tidak gemuk, hanya gempal
Come on.... Give me some food!
Ayolah... Beri aku makanan!
There is no coincidences in this world
Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini
Let's roll
Ayo berputar
Why am I cry? Because of onions?!
Mengapa aku menangis? Karena bawang?!
Yesterday has become the past, the future is not yet... known
Kemarin sudah menjadi sejarah, masa depan belum dapat diketahui
What you need to do is belive. You have to believe it
Apa yang kau butuhkan adalah rasa percaya. Kamu harus percaya itu
Being unable to eat is the most terrifying thing
Tidak ada yang dapat dimakan adalah hal yang paling mengerikan
***
Itulah pembahasan saya terkait kisah hero Akai. Apabila ada dari
kalian yang menginginkan pembahasan kisah
hero Mobile Legends lainnya, silahkan tulis saja di kolom komentar.
Jangan lupa untuk selalu kunjungi
teh90blog.com karena blog
ini akan terus memberikan info yang menarik terkait
game Mobile Legends.
Terima kasih
0 Response to "Kisah Hero Akai: Sang Panda Gempal dari Wilayah Timur"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan