Kisah Hero Tigreal: Sang Ksatria Tangguh dari Moniyan Empire
19/03/21
0 Komen
Tigreal terlahir di keluarga bangsawan Weiting. Sejak berdirinya
Moniyan Empire, keluarga Weiting selalu menyediakan bakat militer dan
telah melindungi kekuatan kerajaan serta keamanan negara Moniyan selama
turun - temurun. Generasi Tigreal bukanlah sebuah pengecualian. Ayahnya,
Gareth, merupakan Menteri Pertahanan kerajaan dan tangan kanan Sang Kaisar.
Sedangkan pamannya, Eckert, merupakan kepala penjaga perbatasan yang
ditempatkan di daerah paling berbahaya di antara bagian selatan kerajaan
dengan Land of Despair.
Ribuan tahun Moniyan Empire telah berjuang melawan berbagai ancaman
yang datang dari segala penjuru, khususnya dari Abbys, kerajaan
kegelapan yang dipenuhi dengan makhluk terkutuk. Sejak kecil, Tigreal telah
menerima pelatihan militer secara sistematis di Castle Atlas,
mempelajari berbagai teknik perang seperti bertarung, ilmu pedang, dan
mengendarai kuda. Seluruh keluarga Tigreal memiliki harapan yang tinggi
untuknya, berharap bahwa suatu hari nanti dia dapat melanjutkan generasi
Ayahnya dan menjadi pelindung Moniyan Empire yang paling setia.
Memasuki usia 16 tahun, Tigreal telah bergabung ke
Imperial Army dengan kesetiaan penuh. Dia juga bergabung dengan
barisan Garrison Army, yang secara otomatis membuat Tigreal dapat
memimpin pasukannya menuju seluruh penjuru Moniyan, berkat
kemampuannya dalam memberi komando dan memimpin yang luar biasa.
Potensi yang dimiliki oleh Tigreal itu terdengar sampai ke Knight of Light
yang merupakan prajurit elit dalam usaha perlawanan Empire dengan
para Abbys. Mereka mulai menyukai sifat kepemimpinan Tigreal yang
dikenal bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan.
Tak ingin membuang kesempatannya tersebut, Tigreal pun langsung bergabung
dengan Knight of Light berkat bakat bertempur dan kepemimpinannya
yang luar biasa. Di Moniyan Empire, hanya prajurit paling setia dan
berani yang telah menjalani latihan intensif dapat dipilih untuk menjadi
Knight of Light, dan Tigreal menjadi anggota termuda dalam sejarah
mereka. Dia merupakan kebanggaan keluarganya dan seorang jenius di mata
penduduk Moniyan. Semua orang percaya bahwa dia akan menjadi pahlawan
dalam sejarah Moniyan, seperti para martir di generasi sebelumnya di
Corridor of Valor.
Tetapi, hidup tidak berjalan lancar untuk Tigreal. Di Barren Lands,
dalam pertarungan untuk mengusir para iblis dan Abyss yang telah
menguasai daerah tersebut untuk waktu yang lama, Tigreal merupakan komando
dari Second Division Regimen dalam pasukan yang terdiri dari para
Knight of Light dan Imperial Border Guard. Dia ditempatkan di
sisi kiri medan perang, dan melancarkan serangan pada pasukan iblis. Tetapi,
karena kesalahan pusat komando, pasukan Tigreal masuk terlalu dalam dan
dikepung oleh pasukan musuh.
Setelah itu, pusat komando memerintahkan pasukan Tigreal untuk meninggalkan beberapa prajurit di belakang dan berpencar untuk menembus kepungan tersebut. Dalam keadaan tersebut, Tigreal telah bersumpah untuk hidup dan mati bersama dengan pasukannya, tetapi Deputi Roland yang lebih tua dan berpengalaman menghentikan Tigreal dan menyuruhnya untuk mundur ke arah pasukan utama yang sedang dipimpinnya, sedangkan dia dan sejumlah kecil prajurit akan menahan lawan. Berdasarkan pemikiran bahwa Tigreal akan menyelamatkan banyak prajurit, dia akhirnya memimpin pasukannya untuk mundur.
Pertarungan itu berakhir dengan kemenangan telak dari bangsa
Moniyan Empire. Seluruh pasukan iblis yang berdiam di perbatasan
selatan Moniyan Empire dengan Barren Islands telah dihabisi
sepenuhnya. Akan tetapi, banyak juga prajurit yang telah gugur dan sebagian
besar dari mereka adalah pasukan yang dipimpin oleh Tigreal. Melihat mayat
dan darah rekannya yang berserakan di tanah, Tigreal merasa sangat menyesali
keputusan yang telah dibuatnya.
Akibat kesalahan yang dilakukan oleh Tigreal, berbagai penghargaan dan
kehormatan yang dia dapat selama hidupnya pun kini telah hilang. Para tetua
Knight of Light bahkan menolak untuk memberikan prajurit
Second Regiment kehormatan yang pantas Tigreal dapatkan, dan
menyebutnya sebagai "Pengkhianat yang tidak taat" karena Tigreal
dinilai serakah akan penghargaan dan ini mengakibatkan jatuhnya korban yang
tidak diperlukan.
Merasa tekanan dari perjuangan yang gagal itu, serta tekanan dari keluarganya, Tigreal akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Moniyan dan pergi ke Northern Vale yang dingin. Di daerah utara yang penuh es dan salju itu, Tigreal menjalin persahabatan dengan suku Northern Vale, dan yang lebih penting, dengan bertarung di sisi mereka, Tigreal menyadari bahwa:
"Sebagai seorang Ksatria, hidup seorang teman lebih penting dari hasil
pertempuran, karena kita memilih untuk bertarung demi melindungi orang -
orang di sekitar kita. Jika pertempuran hanya berarti pengorbanan, maka
kemenangan tidak berguna."
Setelah itu, Tigreal kembali ke Moniyan, kembali ke
Knight of Light,
dan menjadi pemimpin Knight of Light, melindungi
Moniyan dengan segenap tekad dan keberaniannya. Dalam cerita rakyat,
selama terdapat tempat yang dapat diserang oleh kegelapan, selalu akan ada
Warrior of Dawn yang akan memimpin semua orang untuk mengusir
kegelapan tersebut.
~Tamat.~
Amanat
Pesan yang dapat kita ambil dari kisah Tigreal diatas adalah jangan pernah
mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan hati nurani kalian, karena
sebagus apapun hasilnya, pasti terdapat rasa kecewa yang akan meliputi diri
kalian setelahnya.
Seperti yang terjadi pada Tigreal, karena memutuskan untuk menuruti
perkataan Deputi Roland, Tigreal harus meninggalkan sebagian pasukannya agar
bisa mundur ke pasukan utama. Walaupun kemenangan berhasil dia peroleh,
namun banyak sekali rekan Tigreal yang menjadi korban dari keputusannya
tersebut.
Kata - Kata Tigreal
For Honor!
Demi kehormatan!
My inner life will instruct
Batinku akan menginstruksikan
Dyrroth, go back to your creep with your minions
Dyrroth, mundurlah ke creep mu dengan para pasukanmu
We shall stand fast to the very end
Kami akan berdiri kokoh sampai akhir
I stand for the Empire
Aku berjuang demi Empire
Even death cannot deprive our iron will
Bahkan kematian tidak dapat menghalangi tekad besi kita
A true hero has come to help
Pahlawan sejati telah datang untuk membantu
March on! Sound the horn of victory!
Berbaris! Bunyikan terompet kemenangan!
Expectation can be a burden
Ekspektasi dapat menjadi beban
We are the shield of the people
Kita adalah pelindung bagi rakyat
A real man never hide in the bush
Lelaki sejati tidak pernah sembunyi dalam rumput
Our faith illuminate every darkness
Keyakinan kita menerangi setiap kegelapan
Together we are the lights order, we fight to the end
Bersama kita adalah Lights order, kita bertarung sampai akhir
I do not back up, I lead with honor. As i am the Vanguard of the Lights
order
Aku tidak akan mundur, aku memimpin dengan kehormatan. Karena aku adalah
pemimpin dari Lights order
Penutup
Mungkin itu saja isi postingan saya kali ini. Jika ada yang ingin ditanyakan
silahkan tulis saja di kolom komentar di bawah.
Ikuti terus
teh90blog.com untuk mendapatkan info menarik seputar game Mobile Legends.
Terima kasih
0 Response to "Kisah Hero Tigreal: Sang Ksatria Tangguh dari Moniyan Empire"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan