Kisah Hero Alucard: Sang Ksatria yang Terbuang
30/03/21
0 Komen
Sebuah peperangan yang besar berakhir dengan indah bagi Moniyan.
Light's Order bersama dengan para Penjaga Perbatasan Imperial telah
berhasil memusnahkan benteng iblis di jalur Moniyan dan Barren Land,
memaksa iblis mundur kembali ke pedalaman Forsaken Waste. Semua warga
Empire menyambut berita itu dengan gembira karena sekarang para iblis tidak
punya kekuatan untuk menyerang mereka lagi.
Akan tetapi, semua itu berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh
Alucard muda. Baginya, perang itu hanyalah kenangan yang mengerikan akan
rasa sakit dan kesengsaraan. Perang itu telah merenggut Ayahnya yang
tergabung dalam resimen kedua, kabarnya resimen itu terkepung oleh musuh dan
akhirnya menghilang tanpa jejak. Para Light's Order pun akhirnya
memutuskan bahwa anggota resimen kedua yang hilang telah dinyatakan
meninggal.
Tak hanya itu, ternyata semua anggota resimen kedua tidak diberi
penghormatan dan pujian atas pengorbanan mereka, mereka bahkan diberi label
"tidak patuh" dan dikritik karena kurangnya disiplin hingga akhirnya dapat
terkepung oleh serangan musuh. Ini merupakan pukulan besar bagi Alucard,
yang selama ini menganggap ayahnya sebagai pahlawan dan panutan. Semua orang
kini mengejek Alucard dan menghinanya atas kegagalan yang ayahnya lakukan.
Menghadapi rasa malu dan semua ejekan itu, api balas dendam akhirnya mulai berkobar dalam diri Alucard, dia bertekad untuk membawa kehormatan bagi nama ayahnya sekaligus melenyapkan semua iblis di Land Of Dawn. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi menuju ke Monastery of Light yang kuno dan misterius.
Alucard langsung diterima dengan baik disana karena mereka tau bahwa Alucard
merupakan anak yatim piatu dari seorang prajurit yang tewas.
Monastery of Light memang dipenuhi oleh orang yang suci dan baik,
mereka bahkan menawarkan pelatihan khusus bagi Alucard untuk dapat
mewujudkan ambisinya, yaitu memusnahkan seluruh iblis di
Land of Dawn demi kehormatan ayahnya.
Bertahun - tahun setelahnya, Alucard mempelajari berbagai keahlian bertarung
di Monastery of Light. Dengan bakat alami dan tekadnya yang tidak
pernah padam, dia segera menjadi murid yang paling menjanjikan di antara
teman - temannya. Selama masa latihannya, Tigreal, komandan
Light's Order yang pernah bertarung di resimen kedua bersama ayahnya,
sering mengunjungi Alucard di Monastery of Light, mengajarinya
berbagai keahlian bertarung tingkat lanjut tentang tindakan heroik ayahnya.
Tigreal terkenal di seluruh Empire pada saat itu, dan Alucard sangat
menghormatinya, dia bahkan menganggapnya sebagai saudara laki-laki. Akan
tetapi, Tigreal terlihat selalu menyembunyikan sesuatu pada Alucard. Setiap
kali dia menyebutkan pertarungan terakhir ayahnya, Tigreal selalu saja
terdiam, menunduk dengan tatapannya yang suram, tampak seperti seseorang
yang sedang merenung akan suatu hal. Alucard hanya bisa menyimpulkan bahwa
mungkin saja ayahnya masih hidup dan sedang menunggunya di suatu tempat.
Pada usianya yang ke 18 tahun, Alucard akhirnya menyelesaikan seluruh
pelajaran dan persiapan formalnya. Didukung oleh Tigreal, ia kemudian
dilantik menjadi Abiter of Light Monastery. Alucard lalu
diperintahkan untuk pergi dan melenyapkan iblis serta kawanannya yang
tersembunyi di seluruh dunia. Pedang besar tua peninggalan ayahnya kini
telah digenggamnya dengan erat. Didorong oleh kebenciannya yang mendalam
terhadap iblis, Alucard dengan cepat langsung terkenal sebagai pemburu iblis
terhebat di dunia.
Akan tetapi, sebuah insiden tidak terduga terjadi selama operasi perburuan
iblis di perbatasan Barren Land. Tangan kanan Alucard terluka oleh sihir
yang ditanamkan oleh iblis yang dilawannya. Luka itu nampak seperti kutukan,
awalnya hanya berbentuk goresan, namun lama-lama menyebar sampai ke
lengannya. Untuk mencegah penyebaran ke seluruh tubuhnya, Alucard kemudian
meminta seorang pandai besi tua untuk membantunya menempa sepasang sarung
tangan.
Tak disangka, pandai besi yang ditemui oleh Alucard ternyata adalah seorang
anggota dari Light's Order yang dulu membantu mundurnya pasukan
bersama dengan ayah Alucard. Pandai besi itu mengenali pedang besar yang ada
di tangan Alucard yang mengingatkannya pada peristiwa kelam saat perang
dahulu.
Dia bercerita kepada Alucard bahwa alasan resimen kedua dipaksa memasuki
wilayah musuh begitu saja adalah karena para ksatria tingkat tinggi yang saat
itu rakus akan kemuliaan dan terlalu impulsif, yang menyebabkan resimen kedua
terjebak dalam kepungan musuh. Di dalam keputusasaan, Ayah Alucard memimpin
beberapa prajuritnya untuk membantu mundurnya pasukan itu yang dipimpin oleh
Tigreal, hingga akhrinya mereka kemudian diserbu oleh pasukan iblis dan
menghilang. Dia adalah satu - satunya anggota yang selamat, berkat ayah
Alucard yang mengulur waktu baginya untuk melarikan diri.
Setelah mengetahui kebenarannya, Alucard kembali ke ibukota dan menanyai Tigreal tentang pertempuran itu dan mengapa dia tidak memberitahunya apa yang sebenarnya terjadi pada hari itu. Melihat Alucard yang dipenuhi dengan amarah, Tigreal mengakui rasa bersalah yang dia rasakan karena meninggalkan pasukannya dan terpaksa menutup mulutnya atas perintah keluarganya. Dia lalu mengungkapkan kesediaannya untuk menebusnya dengan cara apapun yang dia dapat lakukan, bahkan mengklaim bahwa dia akan memberikan nyawanya jika hal itu diperlukan.
Namun, Alucard tidak dapat membunuh Tigreal begitu saja, walaupun dia tahu
bahwa Tigreal adalah salah satu penyebab ayahnya meninggal, namun dia juga
ingat bahwa selama ini Tigreal selalu baik padanya. Dia tidak tega untuk
membunuh Tigreal, tapi dia juga tidak dapat memaafkannya.
Demi kehormatan ayahnya, Alucard lalu meminta Empire untuk mengungkapkan
kebenaran resimen kedua demi memulihkan nama Ayahnya. Namun, para ksatria
dalam pertempuran itu kini telah menjadi salah satu tokoh terkuat di Empire.
Mereka dengan mudahnya menolak permintaan Alucard dan mengusirnya dari
ibukota. Selain itu, Monastery of Light yang suci sekarang juga
sangat menentang keberadaan Alucard akibat luka di tangannya yang tidak
wajar, mereka bahkan berulang kali memanggilnya sesat.
Untuk waktu yang lama, kebencian mendalam Alucard terhadap iblis dan
keinginannya untuk memulihkan kembali kehormatan Ayahnya telah mendorongnya
ke dalam misi untuk menjadi seorang Arbiter of Light. Tapi sekarang,
dihadapkan dengan Empire yang telah mengkhianati ayahnya, dan
Monastery of Light yang memperlakukannya dengan tidak baik, Alucard
membuat keputusan yang singkat, yaitu mengkhianati
Monastery of Light dan berjuang untuk dirinya sendiri.
Bertahun - tahun berikutnya, Alucard mulai mengembara di
Land of Dawn, memusnahkan iblis ke manapun dia pergi dengan caranya
sendiri dan mencari petunjuk tentang kebenaran ayahnya. Tangan kanan
iblisnya tidak hanya memberinya kekuatan besar, tetapi juga menjadi elemen
yang tidak stabil dan terpaksa dia sembunyikan di bawah baju besinya yang
berat.
Setelah serangkaian pertempuran yang hebat, Alucard kini dikenal sebagai
salah satu petarung paling legendaris di Moniyan. Setelah itu, semua orang
tahu bahwa dimanapun iblis merajalela, pemburu iblis dengan tangan kanan
gelap pasti akan turun dari langit dan tidak membiarkan siapapun dari mereka
hidup setelah melihat pedangnya.
Tamat
Amanat
Dari kisah Alucard diatas, kita dapat memahami bahwa kehormatan keluarga
adalah hal yang patut kita perjuangkan apapun keadaannya. Seperti yang
dilakukan oleh Alucard, sejak Ayahnya hilang dalam pertempuran, dia terus
berjuang untuk mengembalikan kehormatan ayahnya. Meskipun itu semua harus
dia lakukan sendirian, meski pihak dari Empire dan Monastery of Light tidak
mendukungnya, namun Alucard masih teguh dengan pendiriannya dan berjuang
dengan kekuatannya sendiri.
Kata - Kata Alucard
Demons shall bath in their blood! The light belongs to the righteous
Iblis harus mandi dengan darahnya sendiri! Cahaya akan selalu meliputi
kebaikan
Demons, be prepared for a bloodbath of you own making
Iblis, bersiaplah untuk pertumpahan darah yang kalian buat sendiri
Nothing can stop me once I've drawn my sword
Tidak ada yang dapat menghentikanku ketika aku sudah menghunuskan pedangku
The fight is my sole purpose
Pertarungan adalah tujuan pribadiku
Try not to drag me down
Cobalah untuk tidak membuatku jatuh
I will find the truth
Aku akan menemukan kebenaran
Silent and surrender are both a form of betrayal
Diam dan menyerah adalah 2 bentuk pengkhianatan
Fear and surrender are not in my vocabulary
Takut dan menyerah tidak ada dalam kamusku
Demons! I'll clean this land with your blood
Iblis! Aku akan membersihkan tanah ini dengan darah kalian
I shall not rest until I restore my father's glory
Aku tidak akan istirahat sampai aku mengembalikan kehormatan ayahku
Ultimate
Begone darkness!
Pergilah kegelapan
Death
I don't want to die
Aku tidak ingin mati
***
Mungkin itu saja isi postingan saya kali ini. Jika ada yang ingin kalian
tanyakan silahkan tulis saja di kolom komentar.
Jangan lupa kunjungi terus
teh90blog.com
untuk mendapatkan info - info menarik terkait game Mobile Legends.
Terima kasih
TAGS:
Fighter
Kisah Hero
Mobile Legends
0 Response to "Kisah Hero Alucard: Sang Ksatria yang Terbuang"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan