Alur Film Ouija (2014), Misteri Permainan Pemanggil Arwah
05/03/21
0 Komen
Pada postingan kali ini, mimin mau mengenalkan topik baru nih yang hadir di
teh90blog. Sebelumnya kan, mimin udah banyak banget nulis tentang
game, review game, pokoknya hal seputar game.
Akan tetapi, mulai hari ini mimin bakalan ngasih topik baru yang isinya
mengenai ulas alur film. Isinya mungkin kurang lebih sama seperti yang ada
di Youtube, namun saya membawakannya lewat blog, jadi kesannya nanti kayak
kalian sedang membaca cerpen gitu.
Perlu diingat juga bahwa topik ini berisi spoiler. Jadi, buat kalian
yang tidak ingin terkena spoiler silahkan tonton dulu filmnya.
Sebagai postingan yang pertama mengenai ulas alur film, kali ini mimin
bakalan bahas film horror yang rilis pada tahun 2014 lalu. Seperti yang
sudah tertulis dalam judul, film tersebut yaitu Ouija (2014).
Ouija merupakan film horror asal Amerika Serikat yang menceritakan tentang
permainan pemanggilan arwah, metodenya kurang lebih sama seperti Jalangkung
yang ada di Indonesia. Film ini disutradarai oleh Stiles White dan
dibintangi oleh Olivia Cooke, Darean Kagasoff, dan Douglas Smith.
Rilis pada 6 tahun lalu, tepatnya 24 Oktober 2014, tak membuat film ini
kehilangan panggunggnya sedikitpun. Bahkan, sudah banyak kritikus yang
memberikan nilai baik pada film ini berkat banyaknya keunggulan dan keunikan
yang membuat penonton betah menikmatinya.
Film Ouija juga memiliki prekuel yang rilis pada 2016 dengan judul Ouija:
Origin of Evil yang menceritakan mengenai asal usul hantu yang ada di film
Ouija 2014 ini.
Oke, tanpa banyak basa-basi lagi, mending kita langsung lanjut ke alur
ceritanya saja, cekidot.
Alur Cerita
Film ini dimulai dengan adegan 2 anak perempuan yang sedang bermain papan
Ouija, namanya Laine dan Debbie. Saat itu, mereka menganggap Ouija layaknya
permainan biasa yang hanya digunakan untuk menghabiskan waktu luang bersama
temannya.
Seperti layaknya permainan lainnya, Ouija juga memiliki beberapa peraturan,
yaitu:
1. Jangan bermain sendirian
2. Jangan bermain di kuburan
3. Selalu ucapkan selamat tinggal
Scene kemudian berganti ke beberapa tahun setelahnya, saat kedua
gadis kecil tersebut kini telah menjadi dewasa. Entah apa alasannya, Debbie
terlihat memainkan papan Ouija sendirian, lalu membakar papan tersebut di
perapian rumahnya. Tak lama setelah itu, datang panggilan dari teman masa
kecilnya, Laine, yang mengajaknya untuk jalan, namun Debbie menolaknya
dan memilih untuk diam di rumah.
Kejadian aneh mulai terjadi kepada Debbie yang kebetulan sedang sendirian di
rumahnya. Kompor gas yang dilewatinya mendadak menyala, dan pintu belakang
rumahnya terbuka dengan sendirinya.
Debbie mulai merasa takut dan memutuskan untuk langsung menuju kamarnya,
namun kejadian aneh kembali muncul. Papan Ouija yang tadi telah ia bakar
mendadak berada di atas kasurnya tanpa ada bekas api sedikitpun.
Debbie kemudian mencoba melihat keadaan sekitarnya dengan menggunakan bidak
yang digunakan untuk bermain Ouija, dan seketika itu juga badannya langsung
kaku, tangannya bergetar, dan matanya membalik ke atas, seperti layaknya
orang yang sedang kesurupan. Debbie terlihat berjalan perlahan ke kamarnya,
mengambil tali lampu kerlap-kerlip yang menghiasi jendela kamarnya, yang
kemudian ia gunakan untuk melakukan bunuh diri saat itu juga.
Keesokan harinya, Laine merasa sangat shock atas kepergian Debbie,
aura dari keberadaan Debbie bahkan masih dapat ia rasakan saat datang ke
pemakamannya. Menurutnya, Debbie memang tidak mungkin melakukan tindakan
tersebut tanpa alasan yang jelas. Untuk menjawab keraguannya, Laine kemudian
menanyakannya pada Pete yang merupakan pacar dari Debbie, namun ternyata
Pete juga tidak tau pasti mengenai alasan Debbie melakukan bunuh diri. Pete
hanya merasa ada yang aneh dari Debbie, namun hal tersebut menurutnya wajar
dalam hubungan mereka.
Saat sedang mengenang masa lalunya dengan Debbie, Laine teringat tentang
papan Ouija yang dulu katanya dapat melakukan kontak dengan orang yang sudah
mati, dia kemudian berpikir bahwa mungkin dengan papan Ouija tersebut dia
dapat berbicara dengan Debbie lagi dan menanyakan penyebabnya melakukan
bunuh diri. Kebetulan juga saat itu Laine memiliki papan Ouija yang dia
peroleh dari kamar Debbie.
Laine kemudian mengajak pacarnya, Trevor, dan temannya, Iz, untuk
menemaninya bermain Ouija di rumah Debbie. Sarah yang merupakan adik dari
Laine mendadak juga ikut, karena dia tidak diperbolehkan keluar ke pesta
dengan teman-temannya tanpa pengawasan dari Laine.
Sesampainya di rumah Debbie, ternyata Pete juga telah ada di sana lewat
pintu belakang dan mengatakan bahwa dia akan ikut dengan mereka untuk
bermain Ouija.
Dengan bergabungnya Pete, kini mereka berjumlah 5 orang dan siap memulai
permainan Ouija. Mantra pun mulai dibacakan untuk memulai permainan
tersebut, dan secara ajaib bidak yang ada di atas papan Ouija mulai
bergerak. Bidak itu bergerak hingga membentuk kalimat "Hi Friends".
Laine dan 4 temannya sedang bermain Ouija |
Pada awalnya, mereka menganggap bahwa Laine yang menggerakkan bidak tersebut dengan sengaja. Namun, setelah permainannya berakhir, mendadak listrik padam. Mereka kemudian mulai berpencar untuk menghidupkannya kembali, Laine dengan Trevor mengecek ruang dapur, sementara yang lain masih diam di tempatnya masing-masing, kecuali Pete yang malah berjalan sendirian ke ruang tengah.
Keadaan begitu gelap, sekilas hanya terlihat cermin panjang di samping
lorong yang kini Pete gunakan untuk bercermin, namun dalam cermin tersebut
nampak bayangan wanita yang kemudian mendorongnya dari belakang sampai
cermin itu retak. Dikarenakan tangan Pete sekarang terluka karena terkena
pecahan cermin, mereka kemudian memutuskan untuk keluar dan pulang ke
rumahnya masing-masing.
Setelah peristiwa itu, satu persatu dari mereka mulai mendapatkan gangguan,
namun anehnya gangguan yang mereka alami memiliki kesamaan, yaitu
mendapatkan tulisan "Hi Friends".
Akhirnya, pada malam harinya mereka memainkan Ouija lagi di rumah Debbie
untuk mendapatkan jawaban dari gangguan yang telah mereka alami. Dan seperti
hari sebelumnya, bidak Ouija mulai bergerak sendiri dan menjawab pertanyaan
mereka. Namun, kejanggalan mulai terjadi di tengah permainan. Pete mulai
menyadari bahwa roh yang sedang berbicara dengan mereka bukanlah Debbie
setelah dia menanyakan sebuah pertanyaan yang hanya Pete dan Debbie yang tau
jawabannya.
Roh tersebut akhirnya mulai menyebutkan namanya, DZ, dan dia juga mengatakan
bahwa Debbie pernah bermain dengannya sebelum meninggal. Laine kemudian
melihat ke arah sekitar dengan kaca yang ada di bidak Ouija tersebut,
seperti yang Debbie lakukan di awal film tadi, berharap bahwa dia dapat
melihat wajah DZ. Dan benar saja, seorang gadis dengan mulut terjahit
mendadak muncul di dekatnya dan hal itu sontak membuat Laine terkejut.
"Run, she's coming".
Mereka pun kebingungan mengenai siapa yang datang dan bidak Ouija pun
kembali bergerak membentuk kata "Mother" yang berarti Ibu.
Laine lagi-lagi mengambil bidak itu untuk melihat kondisi sekitarnya, dan
mendadak terlihat sosok yang sangat menyeramkan berlari ke arahnya. Sosok
tersebut memiliki perawakan seperti perempuan dewasa, dengan mulut yang
terbuka sangat lebar, mungkin sosok itulah yang dimaksud oleh DZ sebagai
Mother.
Papan Ouija mendadak terlempar dengan sendirinya, yang sontak membuat mereka
berlari ketakutan. Setelah kejadian itu, Laine memutuskan untuk tidak
mengajak mereka bermain Ouija lagi demi alasan keamanan dan keselamatan.
Malamnya, Laine membuka semua file yang ada dalam flashdisk Debbie
dan menemukan fakta bahwa Debbie ternyata mendapatkan papan Ouija tersebut
dari loteng rumahnya yang akhirnya mulai dia mainkan sendirian.
Scene kemudian berganti ke Iz yang merupakan teman dari Laine, malam
itu Iz sedang membersihkan giginya menggunakan semacam tali gitu di kamar
mandi sambil menyiapkan air panas untuk mandi. Hal aneh mulai terjadi, tali
yang Iz gunakan untuk membersihkan gigi mendadak menjahit bibirnya sendiri
dan seketika itu juga badannya kejang, matanya membalik keatas, sama persis
seperti yang terjadi oleh Debbie sebelumnya.
Iz yang berhalusinasi seakan menjahit mulutnya sendiri |
Tubuh Iz lalu terangkat ke udara dan dibantingkan ke lantai hingga membuatnya meninggal saat itu juga.
Setelah kejadian itu, Trevor mulai ketakutan dan tidak mau lagi berurusan
dengan Ouija lagi. Pete juga mengatakan hal yang sama, sampai akhirnya Laine
memberitahu mengenai tempat dimana Debbie menemukan papan Ouija tersebut dan
mengajak Pete untuk menemaninya mengecek loteng rumah Debbie.
Ruangan itu penuh dengan debu dan gelap, namun Laine masih tetap berani
untuk masuk ke loteng itu dengan hanya berbekal senter. Berbagai hal aneh
mulai terjadi namun pada akhirnya Laine berhasil mengambil kotak yang penuh
dengan dokumen dari ruangan itu.
Kotak itu ternyata berisi foto keluarga yang dulu mendiami rumah tersebut
sebelum keluarga Debbie. Laine dan Pete kemudian mencari tau latar belakang
dari keluarga tersebut sampai akhirnya menuju ke sebuah artikel lama yang
memberitakan bahwa dulu pernah ada berita orang hilang bernama "Doris
Zander", disingkat DZ, yang keberadaannya tidak pernah ditemukan. Diduga
ibunya sendiri yang membunuh DZ dan menyembunyikannya di suatu tempat, dan
tempat tersebut tak pernah diketahui karena Ibu dari DZ sendiri juga telah
mati terbunuh oleh anak pertamanya, kakak dari DZ yang bernama Pauline.
Pauline kemudian dibawa ke Rumah Sakit Jiwa dan sejak saat itu tidak
terdengar kabar lagi darinya. Pete memperkirakan bahwa mungkin Pauline masih
hidup dan tinggal disana, karena keluarga dari Pauline tidak memiliki
kerabat sedikitpun. Oleh karena itu, Laine langsung bergegas menuju ke Rumah
Sakit Jiwa yang dimaksud, dan benar saja ternyata Pauline masih hidup
disana. Tokoh Pauline ini diperankan oleh Lin Shaye yang namanya sudah tak
asing lagi di dunia film horror, khususnya dalam series
film Insidious.
Sosok Pauline yang diperankan oleh Lin Shaye |
Pauline Menjelaskan bahwa penyebab mulut Doris dijahit adalah karena ulah dari Ibunya sendiri. Dulu Ibunya adalah seorang yang terobsesi dengan makhluk halus sampai dia menggunakan Doris sebagai wadahnya. Namun, seiring berjalannya waktu, suara dari makhluk halus mulai mengganggu hidupnya. Dikarenakan dia tak tahan dengan suara itu, akhirnya mulut dari Doris dijahit sambil berharap bahwa suara-suara itu tak pernah mengganggunya lagi. Karena alasan itulah akhirnya Pauline Membunuh ibunya sendiri dan akhirnya dikirimkan ke rumah sakit jiwa.
Pauline Mengatakan jika Debbie dan Laine beserta teman-temannya saat ini
telah membangkitkan Ibunya kembali, sebab mereka mencoba membuat koneksi
dengan papan Ouija. Koneksi itu akan semakin kuat dan satu satunya cara
untuk menghentikannya adalah dengan memotong jahitan yang ada pada mayat DZ
yang disembunyikan Ibunya di ruang bawah tanah.
Tanpa berpikir lama, Laine dan teman temannya kemudian langsung pergi ke
ruang bawah tanah rumah Debbie untuk mencari mayat dari DZ. Gangguan dari
Ibu DZ mulai datang mencoba menghentikan usaha mereka, namun pada akhirnya
Laine berhasil membuka jahitannya dan seketika itu juga DZ langsung mengubah
Ibunya menjadi debu.
Keadaan kemudian mulai pulih, Laine dan teman temannya keluar dari rumah
tersebut dengan selamat. Akan tetapi, teror dari DZ tenyata masih berlanjut.
Kali ini Pete yang menjadi korbannya.
Hal itu sontak mengejutkan Laine karena dia berpikir bahwa semuanya telah
berakhir. Dia kemudian mengunjungi Pauline lagi untuk menanyakan perihal
tersebut, dan ternyata semua hal yang Pauline ceritakan sebelumnya adalah
kebohongan belaka. Ibunya sebenarnya tidak jahat sama sekali, yang membunuh
teman Laine selama ini adalah DZ, dan alasan mengapa Ibu DZ membanting papan
Ouija dulu adalah karena dia mencoba menghentikan mereka untuk tidak
memainkan permainan itu lagi.
Kini, kekuatan DZ semakin meningkat setelah mulutnya terbuka, dan sebentar
lagi Laine yang akan menjadi korban berikutnya.
Yang harus dilakukan Laine saat ini adalah menghancurkan koneksi antara
papan Ouija dengan tubuh DZ. Dengan begitu, seluruh kekuatan dari DZ akan
hancur dan dia tidak akan dapat kembali lagi. Laine kemudian menghubungi
Trevor untuk ikut dengannya pergi ke rumah Debbie demi menyelesaikan masalah
ini. Namun tak disangka, Trevor malah datang lebih awal dan akhirnya
ditenggelamkan oleh DZ di kolam renang.
Sekarang, yang tersisa hanyalah Laine dan Sarah. Mereka berdua memasuki
rumah Debbie dan mulai menuju ke ruang bawah tanah untuk membakar mayat DZ
dan papan Ouija di perapian yang ada di tempat itu juga. Namun, hal tersebut
tak semudah seperti yang dibayangkan, Sarah mendadak ditarik oleh DZ dan
dimasukkan ke sebuah ruangan penyiksaan. Di ruangan tersebut, DZ berniat
untuk menjahit mulut Sarah seperti yang dia alami dulu.
Jarum telah dipegang oleh DZ, bersiap untuk menusukkannya ke mulut Sarah.
Namun, saat DZ akan menusukkan jarumnya, Laine tiba tiba memulai permainan
Ouija dan mengajak DZ untuk bermain dengannya, DZ pun langsung berbalik
mendatangi Laine dan memaksa Laine untuk mengakhiri permainannya. Kekuatan
DZ yang sudah terlalu besar ternyata dapat mengalahkan Laine dengan mudah,
namun mendadak roh dari Debbie muncul dan membantu Laine untuk mengulur
waktu.
Di saat itulah, Sarah langsung membawa mayat DZ dan memasukkannya ke dalam
perapian. Seketika itu juga, DZ kemudian lenyap menjadi debu dan akhirnya
film pun selesai.
Penutup
Film Ouija merupakan film horror yang sekilas hampir mirip dengan
film horror lainnya, kesan horrornya baru terasa saat pertengahan
film dan akhirnya memuncak di 30 menit terakhir. Akan tetapi, menurut saya
ini film udah bagus banget apalagi jika dilihat dari plot ceritanya,
bener-bener membuat penonton penasaran mengenai sosok dari DZ yang mulutnya
terjahit.
Overall, ini film bagus banget buat kalian pecinta horror. Jika
kalian sudah menontonnya, sabi banget tuh lanjut nonton ke prekuelnya
yang berjudul Ouija: origin of Evil, film itu bakal nyeritain
keluarga DZ waktu mereka masih hidup. Pokoknya, semua plot hole dalam
film Ouija 2014 bakal ketutup dalam film prekuelnya itu.
Oke, mungkin itu saja postingan saya kali ini. Jika kalian memiliki kritik
maupun saran silahkan langsung tulis saja di kolom komentar ya.
Terima kasih
0 Response to "Alur Film Ouija (2014), Misteri Permainan Pemanggil Arwah"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan