Cerpen Jujur Itu Penting
03/09/17
0 Komen
CERPEN
Cerpen atau Cerita Pendek merupakan Suatu bentuk prosa naratif fiktif yang
cenderung padat dan langsung pada tujuannya. karya sastra ini memaparkan
tentang kisah ataupun cerita tentang kehidupan manusia lewat tulisan
pendek dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. pada postingan
kali ini, ada sebuah cerpen tentang kejujuran sekumpulan anak di sebuah
sekolah yang memiliki pesan moral dari kejadian mereka.
JUJUR ITU PENTING
Karya : Ferdyanto TN.
Pada suatu hari, Bu Sari masuk ke kelas mereka, yaitu kelas XI IPS 4. Bu Sari merupakan salah satu guru mata pelajaran ekonomi di sekolah tersebut.
"Selamat pagi anak-anak.", ucap bu sari,
"Selamat pagi bu.", siswa/siswi itu membalas sapaan dari bu sari dengan serentak.
"Anak-anak, pada hari ini kita akan melanjutkan pembelajaran kita tentang perbankan, ibu harap kalian memperhatikannya dengan serius.", ucap bu sari,
"iya bu.", jawaban serentak dari siswa/siswi.
Namun, pada saat bu sari menerangkan deni malah tertidur pulas di mejanya karena dia semalam begadang menonton klub sepakbolanya bertanding, sementara aji yang duduk disampingnya sibuk bermain game yang ada di smartphonenya, dimeja lain terlihat tiara dan ratna yang asyik mengobrol sendiri tanpa menggubris apa yang sedang diterangkan oleh bu sari, sementara itu shinta yang sedari tadi serius memperhatikan bu sari yang sedang menerangkan karena dia berfikir bahwa bab perbankan ini berguna baginya saat dia dewasa nanti.
setelah lama bu sari menerangkan, bel isitirahat pun berbunyi menunjukkan waktu istirahat, dan kemudian bu sari mempersilahkan anak-anak untuk beristirahat. kemudian ratna dan tiara mengajak aji dan deni untuk pergi ke kantin,
"Aji,deni ayo kita ke kantin, nanti makanannya dibayarin sama tiara.", ucap ratna dengan nada bercanda,
"okeeee, ayo berangkat.", ucap aji,
"apaan sih na, jangan percaya dengan omongannya ratna, itu hoax.", sangkal tiara.
"hahaha... bercanda tiara.", jawab ratna.
"kalian ngomong apa sih?", deni bertanya dengan wajah pucat dan mata yang merah.
"den, kamu habis bangun tidur?", tanya ratna.
"iya", jawab deni.
"Astaga deni, sejak tadi pelajaran kamu malah tidur." ucap tiara.
"aku ngantuk, tadi malam aku begadang nonton bola, dan aku juga enggak suka pelajaran ekonomi, jadi aku tidur.", jawab deni.
"iya sih aku juga tidak suka, tapi ya jangan juga sampai tidur di kelas.", ucap tiara.
"iya iya tiara.", jawab deni.
"yasudah ayo kita ke kantin dan juga kita ajak shinta.", ajakan ratna ke teman-temannya.
kemudian mereka menghampiri shinta untuk mengajaknya pergi ke kantin.
"shinta, ayo kita ke kantin." ajakan dari tiara.
"kalian duluan saja nanti aku susul, aku selesaikan dulu catatan ekonomi yang tadi, sebentar lagi selesai." jawab shinta sambil menulis.
"shin, kenapa kamu serius sekali dengan pelajaran ekonomi? menurutku ekonomi itu rumit seperti matematika.", ucap deni.
"menurutku pelajaran ekonomi ini penting untukku di masa depan nanti, karena aku besok ingin kuliah dan lulus dengan gelar sarjana ekonomi.", jawab shinta.
"baiklah kalau menurutmu begitu, kalau begitu kami duluan ke kantin ya.", ucap deni.
"iya silahkan." jawab shinta.
mereka berempat pun pergi ke kantin duluan meninggalkan shinta dan sejak saat itu shinta mulai menekuni dan lebuh mempelajari pelajaran ekonomi.
Seminggu kemudian pada jam pelajaran yang sama,bu sari masuk ke kelas mereka lagi untuk mengadakan ulangan ekonomi, namun pada pertemuan sebelumnya bu sari tidak memberitahukan kepada murid-murid tersebut kalau dia akan mengadakan ulangan agar dia bisa tau apakah mereka mempelajari pelajaran ekonomi dirumah atau tidak.
"Selamat pagi anak-anak", sapa bu sari.
"Selamat pagi, bu", jawab dari murid-murid tersebut secara serentak.
"Anak-anak pada hari ini kita akan mengadakan ulangan ekonomi tentang bab perbankan." ucap bu sari.
"Haaa..! tapi bu kami kan belum belajar, bu guru juga tidak memberitahu kami." ucap deni.
"iya memang bu guru tidak memberitahu kalian, tapi kan pastinya dirumah kalian sudah belajar." jawab bu sari.
"tapi bu beri kami waktu sebentar untuk belajar." ucap ratna meminta kepada bu sari.
"baiklah ibu kasih kalian waktu 15 menit untuk belajar." jawab bu sari.
"iya, bu." jawab murid-murid dengan serentak.
Di meja belakang yaitu meja aji dan deni sedang mengalami kebingungan karena mereka belum belajar sama sekali.
"Gimana nih, ji. aku belum belajar sama sekali, membaca tentang bab ini aja belum.", ucap deni dengan panik.
"sama den, aku juga belum mempelajari bab ini, aku kurang paham bab ini.", jawab aji.
"sepertinya aku harus menyiapkan contekan karena meskipun aku membaca aku tidak paham tentang bab ini.", ucap deni
"kalau begitu kita bekerja sama, kamu bawa contekan, aku akan membawa smartphoneku untuk searching jawabannya.", ucap aji.
"ide yang bagus." jawab deni dengan senang.
Sementara itu di meja ratna dan tiara, mereka juga kebingungan karena mereka dirumah belum belajar ekonomi.
"Tir, aku belum belajar bab ini, nanti kalau nilaiku jelek gimana." ucap ratna panik.
"sama, na. aku juga belum belajar tapi aku tau sebagian bab ini. nanti kita tanya saja jawabannya ke aji dan deni." jawab tiara dengan santai.
"Okee siap.." ucap ratna dengan lega.
Sedangkan di meja shinta, dia sedang berusaha mempelajari kembali apa yang sudah ia ketahui dan berdoa kepada tuhan agar dia dapat mengerjakan ulangan tersebut dengan mudah.
"Ya allah, semoga aku bisa mengerjakan ulangan ekonomi dengan mudah." ucap shinta didalam hatinya.
Sudah 15 menit waktu berlalu, Bu sari mulai membagikan soal ulangan ekonomi kepada murid-muridnya.
"Baiklah, sudah 15 menit silahkan buku dan smartphonenya dimasukkan ke dalam laci dan saya harap kalian tidak menyontek dan tidak bekerja sama dalam mengerjakan soal ulangan ini.", ucap bu sari sambil membagikan soal ulangannya.
Setelah bu sari selesai membagikan soalnya kepada murid-murid, terlihat semua siswa serius mengerjakannya namun masih ada beberapa yang bingung mengerjakannya, salah satunya deni yang dari tadi cuma meratapi soal yang ada didepannya.
"haduuuuuhh.. soalnya susah banget, gimana nih.", gumam deni yang kebingungan.
"ssst.. den, kamu bawa contekan kan? cepat buka contekannya aku bingung nih ngerjainnya.", tanya aji dengan suara pelan.
"iya bawa, tapi gawat ji jawaban yang ada dicontekanku cuma 2, yang lainnya aku nggak tau.", jawab deni.
"haaduuh.. yaudah sini aku pinjem contekannya nanti sisanya aku cari pakai samrtphoneku.", ucap aji.
"tapi aku nanti kasih tau jawabannya ya ji.", ucap deni.
"iya iya den, cepet kasih aku contekannya jangan, sampai bu guru tau.", ucap aji.
Kemudian deni pun memberikan kertas contekannya kepada aji, dan aji pun langsung menulis jawaban yang ada dicontekan tersebut. di samping itu, meja ratna dan tiara yang kebetulan berada disamping meja aji dan deni sedang berusaha mengerjakan soal ulangan dengan sebisa mereka.
"Tir, jawaban nomer 3 apa? aku nggak tau.", tanya ratna dengan pelan
"ini aku sudah menjawabnya tapi sebentar aku selesaikan dulu jawaban nomer 4." jawab tiara.
"Oke, tir kamu jadi nggak tanya jawaban sama aji dan deni, sepertinya mereka sudah hampir selesai.", tanya ratna lagi.
"Jadi, tapi aku kerjakan dulu soal yang mudah, nanti yang sulit aku tanyakan pada aji dan deni.", jawab tiara.
Setelah selesai mengerjakan soal yang mudah, tiara pun bertanya kepada aji tentang soal yang sulit, melihat kejadian itu shinta yang mejanya didepan meja tiara berusaha memperingatkan.
"Ssst.. ji, jawaban nomer 7 apa?" tanya tiara secara pelan agar tidak diketahui oleh bu sari.
"bentar, belum aku jawab . jawabannya sedang aku cari di google.", jawab aji.
"iya, cepat carinya sebelum waktunya habis." ucap tiara.
"iya iya tir.", jawab aji.
"Ssst.. kalian jangan menyontek nanti kalau ketahuan bu guru kertas jawaban kalian bisa diambil." ucap shinta kepada mereka berdua."
"enggak bakal ketahuan shin, bu sari enggak lihat, lagi pula soalnya susah-susah." jawab aji.
"meskipun bu sari enggak tau , tapi tuhan kita tau.", ucap aji lagi.
aji hanya diam saja dan fokus dengan smartphonenya yang sedang mencari jawaban, kemudian setelah jawabannya ketemu dia memberitahu ke tiara.
"tir, sudah ketemu jawabannya. aku tulis dulu jawabannya baru aku kasih ke kamu.", ucap aji.
"Okee..", jawab tiara.
Setelah beberapa menit berlalu, bu sari mengingatkan waktu mengerjakannya akan segera selesai.
"Sudah selesai belum anak-anak?", tanya bu sari.
"belum, bu." jawab murid-murid serentak."
"waktunya 10 menit lagi, setelah itu dikumpulkan.", ucap bu sari.
mendengar ucapan bu sari, deni langsung panik karena masih banyak soal yang belum ia jawab.
"haduuuuh.. gimana nih, waktu tinggal 10 menit lagi dan masih banyak yang belum aku jawab.", ucap deni di dalam hati yang panik.
"ji, aku lihat jawabanmu, masih banyak soal yang belum aku jawab.", ucap deni yang panik.
"iya den, ini jawabanku, cepetan ke buru waktunya habis.", ucap aji.
"iya ji.", jawab deni.
Kemudian 10 menit berlalu dan bu sari segera mengambil kertas jawaban dari soal ulangan ekonomi.
"waktunya habis anak-anak, sekarang silahkan kalian kumpulkan kertas jawaban kalian ke depan.", ucap bu sari.
"iya bu.", jawab murid-murid serentak.
Kemudian murid-murid mengumpulkan kertas jawaban mereka ke meja bu sari. setelah mereka duduk kembali bu sari mulai mencocokan kertas jawaban tersebut dan di belakang terlihat aji,deni,ratna,tiara, dan shinta sedang berbicara membahas ulangan tadi.
"Akhirnya selesai juga.", ucap tiara
"iya tir, semoga aku mendapatkan nilai tertinggi." harapan ratna.
"kayaknya aku yang akan dapat nilai tertinggi deh na.", sela dari aji.
"aku yang penting dapat nilai di atas KKM aja." ucap deni santai.
"yaudah semoga kita semua mendapat nilai tinggi dan diatas KKM.", ucap shinta.
"Aamiinn..", jawab mereka bereempat serentak.
Setelah lama bu sari mencocokkan jawaban dari murid-murid, sekarang bu sari akan memberitahu nilai ulangan tersebut.
"Anak-anak saya sudah mencocokkan jawaban kalian dan saya akan bagikan hasil ulangan ini.", ucap bu sari yang kemudian membagikan hasil ulangannya kepada murid-murid.
Setelah semua hasil jawaban diterima, terlihat ada keributan sendiri di meja 5 sahabat tersebut.
"Loh.. kok nilaiku cuma 60.", ucap aji yang heran.
"Sama ji, nilaiku juga hanya 60.", ucap tiara yang juga heran.
"masih lumayan kalian, aku cuma 40.", ucap deni dengan nada sedih.
"aku juga cuma 50, tapi setidaknya nilaiku diatasmu den.", ucap ratna yang kesal namun agak senang.
"kayaknya semua jawabanku benar tapi kenapa aku cuma dapat 60.", ucap aji yang masih heran.
"sepertinya jawaban yang kamu dapatkan dari searching salah ji jadinya cuma dapat segitu, eh.. shin kamu dapat nilai berapa?" ucap tiara sembari bertanya ke shinta.
"Alhamdulillah aku dapat nilai 90." ucap shinta yang senang.
"selamat ya shin, tapi kok nilaimu lebih tinggi dari aji? aji kan mencari jawabannya dengan searching.", tanya ratna.
"iya kok bisa gitu?", sambung aji.
"mungkin karena aku belajar dengan serius, dan aku juga jujur mengerjakannya mungkin sebab itu Allah memudahkanku untuk mengerjakannya dan mendapat nilai 90.", jawab shinta.
"sepertinya memang caraku salah dalam mengerjakannya sehingga aku mendapat nilai yang kurang." ucap aji yang menyesal.
"iya ji, yang pasti Allah tidak suka sifat yang tidak jujur karena itu merupakan sifat yang tercela." ucap shinta.
Setelah itu mereka berempat mulai belajar dengan serius dan berjanji tidak mencontek lagi saat mereka ulangan dan pada ulangan selanjutnya mereka berlima mendapat nlai ulangan yang memuaskan.
Pada akhirnya dengan mereka bersifat jujur, mereka mendapat nilai yang memuaskan, dan dari cerita tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa dengan kita bersifat jujur kita akan mendapatkan hikmah dari apa yang kita lakukan, dan dengan cerita tersebut kita sadar kalau sikap mencontek itu tidak selalu menghasilkan hasil yang baik dan dengan mencontek kita sama saja tidak pintar, karena hanya mengandalkan orang lain dan tidak percaya dengan diri sendiri.
Sekian dan terima kasih sudah membaca cerpen ini.
0 Response to "Cerpen Jujur Itu Penting"
Posting Komentar
*Berkomentarlah sesuai dengan isi postingan